BERITA INDEX BERITA

JNE dan Pandutani Berkolaborasi Dorong Pemberdayaan Ekonomi Lokal Petani, Nelayan dan Pelaku UMKM

Pangan & Energi | DiLihat : 246 | Jumat, 25 Oktober 2024 | 11:37
JNE dan Pandutani Berkolaborasi Dorong Pemberdayaan Ekonomi Lokal Petani, Nelayan dan Pelaku UMKM

JAKARTA – Guna mendukung program yang berfokus pada pertumbuhan ekonomi dan sosial menuju masyarakat sejahtera, JNE dan Pandu Tani Indonesia (PATANI) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) untuk menjalin kerja sama dalam penyediaan layanan logistik. Acara penandatanganan dilaksanakan di Kantor Pusat JNE, Jl Tomang Raya, No 11 Jakarta Barat.

Penandatanganan Nota Kesepahaman ini bertujuan untuk mengoptimalkan layanan pengiriman melalui sistem logistik JNE, sehingga dapat memberikan dukungan yang lebih baik bagi para pelaku usaha dan jaringan PATANI. Dengan memanfaatkan jaringan dan infrastruktur yang dimiliki JNE, proses distribusi akan menjadi lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat, khususnya anggota dari Pandu Tani Indonesia yang berada di seluruh Indonesia.

M Feriadi Soeprapto, Presiden Direktur JNE menyambut positif jalinan kerja sama dengan PATANI. “Melalui kolaborasi ini, kami ingin memberikan kontribusi nyata dalam memajukan ekonomi masyarakat pedesaan dan membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Sejalan dengan tagline kami yakni ‘Connecting Happiness’, JNE tidak hanya mengantarkan kiriman, tetapi juga berupaya memberikan manfaat yang lebih luas bagi seluruh lapisan masyarakat.”

Sementara itu, Ketua Umum PATANI, Sarjan Tahir mengatakan, kerja sama dengan JNE merupakan langkah strategis dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. Program ini berfokus pada kegiatan yang dapat memajukan ekonomi masyarakat pedesaan, usaha kecil menengah, dan pelaku bisnis. “Kami percaya bahwa dengan dukungan JNE, kami dapat meningkatkan kapasitas dan potensi mereka, sehingga mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan di seluruh Indonesia”.

Masih kata Sarjan, di usianya yang ke-16 tahun Pandu Tani Indonesia (PATANI) dalam perjalanannya telah banyak memberikan konstribusi positif bagi pembangunan ekonomi kerakyatan yang terus dikembangkan salah satunya melalui Program Aksi Kampung PATANI di beberapa daerah melalui Kanwil PATANI di seluruh Indonesia yang bekerja sama dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta.

“Sinergi PATANI dan JNE salah satunya konektivitas Platform Digital “Pataniku.com” dengan Sistem Layanan Pengiriman Digital JNE, yang akan digunakan oleh seluruh Kanwil Patani Se Indonesia,” pungkasnya.

Dengan semangat kolaborasi ini, JNE dan PATANI berkomitmen untuk memajukan ekonomi lokal, meningkatkan aksesibilitas layanan, dan menciptakan lingkungan bisnis yang inklusif bagi semua lapisan masyarakat yang sejalan dengan program pemerintah dan mendukung kontribusi positif bagi pembangunan ekonomi kerakyatan.

Mendamping Presiden Direktur JNE M Feriadi Soeprapto, yakni Direktur Operasional JNE Edi Santoso, Direktur Keuangan JNE Chandra Fireta. Sementara dari Pandutani Indonesia, selain Ketum Sarjan Tahir, juga hadir Sekretaris Utama (Sestama) Andi Yazi, Pengawas Induk Koperasi Pandutani (Indokopat) Marsda TNI (Purn) Harpin Ondeh dan Mayjen TNI (Purn) Hartomo, serta sejumlah Pengurus Pusat Pandutani, Kanwil Patani Jatim dan Kanwil Patani Jakarta.   

 

Sekilas Tentang JNE

JNE berdiri pada tahun 1990 sebagai perusahaan nasional yang berkonsentrasi pada bidang usaha jasa pengiriman dan pendistribusian. JNE juga memperluas bidang usahanya hingga jasa pengiriman makanan khas daerah (PESONA), jasa kepabeanan, penjemputan di bandara, dan pengiriman uang/money remittance. Pada akhir tahun 2012, JNE memisahkan divisi Logistik, menjadi unit usaha tersendiri dan terpisah dari unit kurir ekspres.

Mulai tahun 2013, JNE siap berekspansi di bidang logistik, dengan berfokus pada layanan yang mencakup pergudangan, cargo, pengiriman jalur darat, sea freight, dan air freight. Di tahun 2014, JNE melakukan optimalisasi Mobile Applications untuk meningkatkan service berupa trace tracking kiriman, kemudahan transaksi digital, Free Pick up dan COD.

Di tahun 2017 JNE membangun E-Fulfillment di beberapa cabang yaitu Warehouse Management System yang terintegrasi terkait warehousing, order fulfillment, technology development, shipping management dan delivery, menjadi solusi lengkap untuk para UKM di seluruh Indonesia. Di tahun 2020 menyikapi perkembangan e-commerce, UKM dan perubahan daya beli masyarakat yang berubah sangat cepat serta dinamis maka dibangun Mega Hub JNE di area Bandara Internasional Soekarno – Hatta.

Dibangun di atas tanah seluas 4 hektar, Mega Hub (Automatic Sorting Center and Gateway System) ini akan memiliki kapabilitas menangani ratusan ribu paket per hari. Saat ini JNE memperluas jaringan hingga lebih dari 8000 titik layanan di seluruh Indonesia untuk mendorong kemajuan UKM dan meningkatkan perekonomian nasional. 

Tentang Pandutani Indonesia (Patani)

Pandu Tani Indonesia (PATANI) adalah organisasi profesional berskala nasional yang bersifat partisipatif dan terbuka, yang senantiasa menyinergikan segenap kemampuan, kemauan, dan kelebihan setiap individu dan lembaga, baik pemerintah maupun non-pemerintah dalam mengembangkan kemitraan dan kesetiakawanan sosial bagi kepentingan kemajuan bangsa dan negara Indonesia.

Pandutani Indonesia (Patani) berfokus pada pembangunan bangsa dengan program populernya Kampung Patani, yang bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja, memacu pertumbuhan ekonomi dan sosial menuju masyarakat sejahtera dan bermartabat. Saat ini Patani telah memiliki 15 Kanwil dengan 1.200 anggota ditambah anggota komunitasnya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Sebagian besar anggota komunitas Patani berasal dari petani, nelayan dan para pelaku UMKM.

Selain fokus pada program pemberdayaan petani, nelayan dan pelaku UMKM, Patani bersama komunitasnya juga kerap menggulirkan program penghijauan, dengan menanami banyak tanaman produktif di sejumlah lahan kritis di Tanah Air.

Bahkan, pada tahun 2015 silam, atas undangan Patani, Presiden ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah memberikan kuliah umum tentang ekonomi hijau kepada mahasiswa berbagai perguruan tinggi di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Berangkat dari kegiatan tersebut, Patani gencar mengembangkan program Kampung Patani di daerah-daerah, dengan Pusat Pengendali Nasional (PPN) Kampung Patani di Desa Cimande, Bogor, Jawa Barat.

Tentang Kampung Patani

Sekilas tentang program Kampung Patani yang digagas Ketua Umum Pandutani Indonesia (Patani), Sarjan Tahir, adalah sebuah ide brilian untuk mengeksplorasi dan mengetahui langsung apa-apa yang dibutuhkan oleh masyarakat paling bawah. Kelompok masyarakat ini, seperti petani, nelayan, dan pelaku UMKM tentunya butuh perhatian.

Adapun Pusat Pengendali Nasional (PPN) Kampung Patani terletak di Desa Cimande, Jawa Barat, berfungsi untuk menghimpun data dan informasi sebagai bahan evaluasi atas kinerja Kampung Patani di seluruh Indonesia. “Konsep Kampung Patani ini menjadi luar biasa dan riil karena dilakukan bersama-sama. Membangun semangat, berkolaborasi, sesuai dengan kemampuan masing-masing,” ujar Ketua Umum Patani, Sarjan Tahir.

Secara spesifik, Kampung Patani adalah konsep membangun suatu kawasan berbasis pertanian dalam arti luas (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan) secara terpadu, ramah lingkungan (berkelanjutan/sustainable) dan memberi nilai tambah, yang mampu menyejahterahkan petani, nelayan, dan pelaku UMKM di kawasan tersebut.

Adapun model atau bentuk Kampung Patani disesuaikan dengan kondisi agroekosistem dan kearifan lokal kawasan setempat serta memerhatikan karakteristik, kondisi sosial budaya, dan ekonomi masyarakat setempat.

Ada beragam kriteria Kampung Patani, yakni Kampung Patani berbasis Kehutanan Sosial, Kampung Patani berbasis Perkebunan, Kampung Patani berbasis Tanaman Pangan, Kampung Patani berbasis Tanaman Hortikultura, Kampung Patani berbasis Peternakan, Kampung Patani berbasis Perikanan/Kelautan, dan Kampung Patani berbasis Koperasi dan UMKM.

“Suatu kawasan pedesaaan, pesisir, bahkan perkotaan dapat diusulkan menjadi Kampung Patani, dan tentunya ada sejumlah kriteria, salah satunya jika suatu kawasan itu memiliki kelompok petani/peternak/nelayan dan/atau koperasi, dan UMKM yang melakukan usaha budidaya/usaha tani tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, peternakan, perikanan dan kelautan, perhutanan sosial serta usaha pengolahan dan pemasarannya,” papar Sarjan.

Banyak manfaat yang diperoleh pelaku usaha dalam kawasan Kampung Patani, di antaranya bisa meningkatkan produktivitas, dan tersedianya saprodi, pemasaran serta pembiayaan usaha yang difasilitasi oleh Patani melalui Koperasi Indokopat. Petani, nelayan, koperasi dan UMKM dalam kawasan Kampung Patani juga diberi pelatihan sesuai kebutuhan serta terciptanya kawasan usaha agribisnis yang berkelanjutan (ramah lingkungan).

Pada aspek ekonomi, Kampung Patani ini nantinya menjadi sumber kesejahteraan dan mampu mengatasi kesenjangan ekonomi. Juga sebagai sumber pangan masyarakat sekaligus sumber pendapatan negara.

Adapun aspek sosialnya, tumbuhnya masyarakat yang mandiri dan berkarakter, berkembangnya budaya hidup yang peduli lingkungan (green economy). Sementara di aspek politik, penggalangan komunitas petani, nelayan, UMKM lebih mudah terjangkau oleh giat Kampung Patani.

 

 

 


Scroll to top