BERITA INDEX BERITA
JNE dan Pandutani Berkolaborasi Dorong Pemberdayaan Ekonomi Lokal Petani, Nelayan dan Pelaku UMKM
JAKARTA – Guna mendukung program yang
berfokus pada pertumbuhan ekonomi dan sosial menuju masyarakat sejahtera, JNE
dan Pandu Tani Indonesia (PATANI) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
(MoU) untuk menjalin kerja sama dalam penyediaan layanan logistik. Acara
penandatanganan dilaksanakan di Kantor Pusat JNE, Jl Tomang Raya, No 11 Jakarta
Barat.
Penandatanganan Nota Kesepahaman ini bertujuan untuk
mengoptimalkan layanan pengiriman melalui sistem logistik JNE, sehingga dapat
memberikan dukungan yang lebih baik bagi para pelaku usaha dan jaringan PATANI.
Dengan memanfaatkan jaringan dan infrastruktur yang dimiliki JNE, proses
distribusi akan menjadi lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan
masyarakat, khususnya anggota dari Pandu Tani Indonesia yang berada di seluruh
Indonesia.
M Feriadi Soeprapto, Presiden Direktur JNE menyambut positif
jalinan kerja sama dengan PATANI. “Melalui kolaborasi ini, kami ingin
memberikan kontribusi nyata dalam memajukan ekonomi masyarakat pedesaan dan
membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Sejalan dengan
tagline kami yakni ‘Connecting Happiness’, JNE tidak hanya mengantarkan
kiriman, tetapi juga berupaya memberikan manfaat yang lebih luas bagi seluruh
lapisan masyarakat.”
Sementara itu, Ketua Umum PATANI, Sarjan Tahir mengatakan,
kerja sama dengan JNE merupakan langkah strategis dalam pemberdayaan ekonomi
masyarakat. Program ini berfokus pada kegiatan yang dapat memajukan ekonomi
masyarakat pedesaan, usaha kecil menengah, dan pelaku bisnis. “Kami percaya
bahwa dengan dukungan JNE, kami dapat meningkatkan kapasitas dan potensi
mereka, sehingga mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan di seluruh
Indonesia”.
Masih kata Sarjan, di usianya yang ke-16 tahun Pandu Tani
Indonesia (PATANI) dalam perjalanannya telah banyak memberikan konstribusi
positif bagi pembangunan ekonomi kerakyatan yang terus dikembangkan salah
satunya melalui Program Aksi Kampung PATANI di beberapa daerah melalui Kanwil
PATANI di seluruh Indonesia yang bekerja sama dengan berbagai pihak baik
pemerintah maupun swasta.
“Sinergi PATANI dan JNE salah satunya konektivitas Platform
Digital “Pataniku.com” dengan Sistem Layanan Pengiriman Digital JNE, yang akan
digunakan oleh seluruh Kanwil Patani Se Indonesia,” pungkasnya.
Dengan semangat kolaborasi ini, JNE dan PATANI berkomitmen
untuk memajukan ekonomi lokal, meningkatkan aksesibilitas layanan, dan
menciptakan lingkungan bisnis yang inklusif bagi semua lapisan masyarakat yang
sejalan dengan program pemerintah dan mendukung kontribusi positif bagi
pembangunan ekonomi kerakyatan.
Mendamping Presiden Direktur JNE M Feriadi Soeprapto, yakni
Direktur Operasional JNE Edi Santoso, Direktur Keuangan JNE Chandra Fireta. Sementara
dari Pandutani Indonesia, selain Ketum Sarjan Tahir, juga hadir Sekretaris
Utama (Sestama) Andi Yazi, Pengawas Induk Koperasi Pandutani (Indokopat) Marsda
TNI (Purn) Harpin Ondeh dan Mayjen TNI (Purn) Hartomo, serta sejumlah Pengurus Pusat
Pandutani, Kanwil Patani Jatim dan Kanwil Patani Jakarta.
Sekilas Tentang JNE
JNE berdiri pada tahun 1990 sebagai perusahaan nasional yang
berkonsentrasi pada bidang usaha jasa pengiriman dan pendistribusian. JNE juga
memperluas bidang usahanya hingga jasa pengiriman makanan khas daerah (PESONA),
jasa kepabeanan, penjemputan di bandara, dan pengiriman uang/money remittance.
Pada akhir tahun 2012, JNE memisahkan divisi Logistik, menjadi unit usaha
tersendiri dan terpisah dari unit kurir ekspres.
Mulai tahun 2013, JNE siap berekspansi di bidang logistik,
dengan berfokus pada layanan yang mencakup pergudangan, cargo, pengiriman jalur
darat, sea freight, dan air freight. Di tahun 2014, JNE melakukan optimalisasi
Mobile Applications untuk meningkatkan service berupa trace tracking kiriman,
kemudahan transaksi digital, Free Pick up dan COD.
Di tahun 2017 JNE membangun E-Fulfillment di beberapa cabang
yaitu Warehouse Management System yang terintegrasi terkait warehousing, order
fulfillment, technology development, shipping management dan delivery, menjadi
solusi lengkap untuk para UKM di seluruh Indonesia. Di tahun 2020 menyikapi
perkembangan e-commerce, UKM dan perubahan daya beli masyarakat yang berubah
sangat cepat serta dinamis maka dibangun Mega Hub JNE di area Bandara
Internasional Soekarno – Hatta.
Dibangun di atas tanah seluas 4 hektar, Mega Hub (Automatic
Sorting Center and Gateway System) ini akan memiliki kapabilitas menangani
ratusan ribu paket per hari. Saat ini JNE memperluas jaringan hingga lebih dari
8000 titik layanan di seluruh Indonesia untuk mendorong kemajuan UKM dan
meningkatkan perekonomian nasional.
Tentang Pandutani Indonesia (Patani)
Pandu Tani Indonesia (PATANI) adalah organisasi profesional
berskala nasional yang bersifat partisipatif dan terbuka, yang senantiasa
menyinergikan segenap kemampuan, kemauan, dan kelebihan setiap individu dan
lembaga, baik pemerintah maupun non-pemerintah dalam mengembangkan kemitraan
dan kesetiakawanan sosial bagi kepentingan kemajuan bangsa dan negara
Indonesia.
Pandutani Indonesia (Patani) berfokus pada pembangunan
bangsa dengan program populernya Kampung Patani, yang bertujuan untuk
menciptakan lapangan kerja, memacu pertumbuhan ekonomi dan sosial menuju
masyarakat sejahtera dan bermartabat. Saat
ini Patani telah memiliki 15 Kanwil dengan 1.200 anggota ditambah anggota
komunitasnya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Sebagian besar
anggota komunitas Patani berasal dari petani, nelayan dan para pelaku UMKM.
Selain fokus pada program pemberdayaan petani, nelayan dan
pelaku UMKM, Patani bersama komunitasnya juga kerap menggulirkan program
penghijauan, dengan menanami banyak tanaman produktif di sejumlah lahan kritis
di Tanah Air.
Bahkan, pada tahun 2015 silam, atas undangan Patani,
Presiden ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah memberikan kuliah umum
tentang ekonomi hijau kepada mahasiswa berbagai perguruan tinggi di Provinsi
Sumatera Selatan (Sumsel). Berangkat dari kegiatan tersebut, Patani gencar
mengembangkan program Kampung Patani di daerah-daerah, dengan Pusat Pengendali
Nasional (PPN) Kampung Patani di Desa Cimande, Bogor, Jawa Barat.
Tentang Kampung Patani
Sekilas tentang program Kampung Patani yang digagas Ketua
Umum Pandutani Indonesia (Patani), Sarjan Tahir, adalah sebuah ide brilian
untuk mengeksplorasi dan mengetahui langsung apa-apa yang dibutuhkan oleh
masyarakat paling bawah. Kelompok masyarakat ini, seperti petani, nelayan, dan
pelaku UMKM tentunya butuh perhatian.
Adapun Pusat Pengendali Nasional (PPN) Kampung Patani
terletak di Desa Cimande, Jawa Barat, berfungsi untuk menghimpun data dan
informasi sebagai bahan evaluasi atas kinerja Kampung Patani di seluruh
Indonesia. “Konsep Kampung Patani ini menjadi luar biasa dan riil karena
dilakukan bersama-sama. Membangun semangat, berkolaborasi, sesuai dengan
kemampuan masing-masing,” ujar Ketua Umum Patani, Sarjan Tahir.
Secara spesifik, Kampung Patani adalah konsep membangun
suatu kawasan berbasis pertanian dalam arti luas (tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan) secara terpadu, ramah
lingkungan (berkelanjutan/sustainable) dan memberi nilai tambah, yang mampu
menyejahterahkan petani, nelayan, dan pelaku UMKM di kawasan tersebut.
Adapun model atau bentuk Kampung Patani disesuaikan dengan
kondisi agroekosistem dan kearifan lokal kawasan setempat serta memerhatikan
karakteristik, kondisi sosial budaya, dan ekonomi masyarakat setempat.
Ada beragam kriteria Kampung Patani, yakni Kampung Patani
berbasis Kehutanan Sosial, Kampung Patani berbasis Perkebunan, Kampung Patani
berbasis Tanaman Pangan, Kampung Patani berbasis Tanaman Hortikultura, Kampung
Patani berbasis Peternakan, Kampung Patani berbasis Perikanan/Kelautan, dan
Kampung Patani berbasis Koperasi dan UMKM.
“Suatu kawasan pedesaaan, pesisir, bahkan perkotaan dapat
diusulkan menjadi Kampung Patani, dan tentunya ada sejumlah kriteria, salah
satunya jika suatu kawasan itu memiliki kelompok petani/peternak/nelayan
dan/atau koperasi, dan UMKM yang melakukan usaha budidaya/usaha tani tanaman
pangan, perkebunan, hortikultura, peternakan, perikanan dan kelautan,
perhutanan sosial serta usaha pengolahan dan pemasarannya,” papar Sarjan.
Banyak manfaat yang diperoleh pelaku usaha dalam kawasan
Kampung Patani, di antaranya bisa meningkatkan produktivitas, dan tersedianya
saprodi, pemasaran serta pembiayaan usaha yang difasilitasi oleh Patani melalui
Koperasi Indokopat. Petani, nelayan, koperasi dan UMKM dalam kawasan Kampung
Patani juga diberi pelatihan sesuai kebutuhan serta terciptanya kawasan usaha
agribisnis yang berkelanjutan (ramah lingkungan).
Pada aspek ekonomi, Kampung Patani ini nantinya menjadi
sumber kesejahteraan dan mampu mengatasi kesenjangan ekonomi. Juga sebagai
sumber pangan masyarakat sekaligus sumber pendapatan negara.
Adapun aspek sosialnya, tumbuhnya masyarakat yang mandiri
dan berkarakter, berkembangnya budaya hidup yang peduli lingkungan (green
economy). Sementara di aspek politik, penggalangan komunitas petani, nelayan,
UMKM lebih mudah terjangkau oleh giat Kampung Patani.