BERITA INDEX BERITA
Dukung Program Pompanisasi, Kementan Gencarkan Listrik Masuk Sawah

JAKARTA -
Kementerian Pertanian RI melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mendorong
agar listrik masuk ke area pesawahan. Hal itu dilakukan dalam rangka memasok
energi untuk modernisasi dan mekanisasi pertanian.
Dirjen Tanaman
Pangan Kementan, Suwandi mengatakan untuk modernisasi alsintan diperlukan
energi yang efektif dan efisien. Oleh sebab itu, sudah saatnya listrik masuk
sawah.
"Berdasarkan
berbagai pengalaman praktek lapangan dalam menggunakan energi untuk proses
budidaya di sawah, petani merasakan lebih hemat menggunakan energi listrik,
dibandingkan bahan bakar minyak, gas, sedangkan energi solarcell belum begitu
meluas di petani," ungkap Suwandi dalam Rakor LTT dan Elektrifikasi Sabtu
13 April 2024.
"Sesuai
arahan Bapak Menteri Pertanian, untuk mekanisasi ini diperlukan tenaga dan
sumber energi yang lebih murah dan mudah didapat dari tenaga listrik, maka
dikembangkan Listrik Masuk Sawah (LMS) dan beberapa daerah menyebut program
Gerakkan listrik masuk sawah (Gelisah)," sambung Suwandi.
Lebih lanjut
Suwandi memaparkan salah satu yang menjadi contoh yakni program listrik masuk
sawah di Kabupaten Ngawi Jawa Timur.
"Sebagai
contoh program listrik masuk sawah yakni Kabupaten Ngawi mengembangkan sumur
submersible lebih dari 17.000 unit dari swadaya petani dan bantuan untuk
mengairi lahan kering tadah hujan sehingga bisa bertanam padi 3 kali setahun
(IP300)," paparnya.
Selain di
Ngawi, lanjut Suwandi program serupa juga dilakukan di Kabupaten Sragen, lebih
dari 23.000 sumur submesible guna memompa air dari dalam tanah untuk mengairi
lahan tadah hujan sehingga indeks pertanaman IP bisa ditingkatkan hingga IP300
bahkan IP400 lebih dari ribuan hektar.
"Setiap
titik sumur submersible bisa melayani 2-30 hektar dengan biaya dari 8 juta
hingga 150 juta rupiah tergantung jenis ukuran pipa dan pompa, kedalaman sumur,
dan lainnya,"imbuhnya.
Terkait
maraknya pembuatan jebakan tikus yang menggunakan aliran listrik, Suwandi
dengan tegas menghimbau petani agar Listrik Masuk Sawah tidak digunakan untuk
hal-hal yang membahayakan.
“Listrik Masuk
Sawah digunakan untuk menggerakan mesin pompa air, alat olah lahan, mesin
pembuatan kompos, alat panen dan pasca panen, juga lampu perangkap hama dan
lainnya. Dalam hal ini dilarang keras menggunakan kawat listrik untuk jebakan
tikus sawah, sangat berbahaya bagi keselamatan jiwa,” tegas Suwandi.
Sementara itu,
TAM Bidang Mekanisasi dan Alsintan PLN, Astu Unadi mengatakan penggunaan
listrik untuk energi mesin pompa air jauh lebih hemat dibandingkan dengan
menggunakan bahan bakar lain. Pasalnya, untuk pengunaan listrik bisa disetting
secara otomatis.
Astu
memaparkan, mesin pompa itu bisa digerakan oleh beberapa sumber tenaga, antara
lain dengan dengan diesel. Dan umumnya mesin pompa lebih dari 8 house power
kalau diameter pipanya besar.
"Untuk
Diesel 8 housepower, kalau kita rupiahkan dengan rata-rata harga solarnya
6.800, saya kemaren ngecek di Palembang harganya bisa naik di tingkat petani
10.000 per liter. Jadi tinggal dikalikan saja 22.000 rupiah perjam,” paparnya.
“Kemudian kalau
untuk bensin, 5 houspower kebutuhan bahan bakarnya antara antara 1,2 samapai
1,37 liter perjam. kalau harganya itu Rp. 10.000 per liter di pom bensin
biasanya di petani di desa itu jauh lebih dari pom bensin sehingga harganya
lebih mahal," sambungnya.
Lebih lanjut
Astu menjelaskan, saat ini harga pompa bensin itu harganya 13.700 rupiah per
jam. Kemudian kalau listrik sama-sama 5 housepower, kalau kita konversi menjadi
kilo watt itu adalah 3,75 kilo watt per jam.
"Nah kalau
tarif listrik harganya Rp. 1.600 rupiah per KWH. Maka harganya disini Rp.
6.000. Mari kita lihat perbandingan antara 6.800 dengan power yang sama, dengan
13.700, ini belum termasuk oli, kemudian perlu operator dan
lain-lain,"jelasnya.
"Kalau
listrik, ini gak begitu perlu operator, kita bisa ngeset otomatis, gak perlu
oli hanya langganan. Jadi ini hampir kurang dari setengahnya, mungkin 40 %,
belum dihitung oli, kalau di hitung oli mungkin sepertiganya," imbuhnya.
Pada sesi yang
sama, Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu mengungkapkan
bahwa saat ini di Indramayu belum ada elektrifikasi sawah atau listrik masuk
sawah, untuk itu sangat berharap program Listrik Masuk Sawah bisa segera
terealisasi.
"Sampai
saat ini belum pernah direalisasikan. Kami juga menunggu bagaimana tindak
lanjutnya, seperti apa listrik masuk sawah itu," ungkapnya.
"Secara
khusus akan kami dorong listrik masuk sawah," kata Kadistan Banten Agus
Tauhid.
