BERITA INDEX BERITA
Badan Pangan Nasional Perkuat Intervensi Beras SPHP di Pasar

JAKARTA – Jelang akhir tahun 2024, Badan Pangan
Nasional/National Food Agency (NFA) bersama Perum Bulog dan Dinas Pangan Daerah
akan memasifkan penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) melalui aksi
Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Beras di beberapa wilayah.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA I
Gusti Astawa menyebut upaya ini salah satunya merupakan tindak lanjut dari
Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang secara rutin diselenggarakan
di kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), untuk menjaga stabilitas
pasokan dan harga pangan unsur pembentuk inflasi komponen bergejolak (volatile
food).
SPHP Beras akan disalurkan secara masif di beberapa daerah
yang masih mengalami harga tinggi seperti sebagian wilayah di Sumatera Barat,
pulau Kalimantan, hingga wilayah timur Indonesia. Untuk itu pemerintah telah
menambah jumlah kuota penyaluran Beras SPHP tahun 2024 yang awalnya sebesar 1,2
juta ton menjadi 1,4 juta ton.
"Kami minta para Gubernur dan Bupati/Walikota untuk
menugaskan Kepala Dinas Pangan segera melakukan kolaborasi dengan Pimwil Bulog
untuk intervensi harga. Sudah kami lampirkan dalam surat, pasar-pasar mana saja
yang perlu dilakukan intervensi sehingga harga beras bisa kembali wajar,” ujar
Ketut saat memimpin Rakor SPHP Beras di kantor NFA secara daring, Rabu
(13/11/2024).
Lebih lanjut Ketut mendorong Pemda untuk terus melakukan
langkah-langkah peningkatan produktivitas pangan di wilayahnya masing-masing.
Ia juga meminta daerah untuk menyiapkan kegiatan Fasilitasi Distribusi Pangan
(FDP) melalui anggaran Biaya Tidak Terduga (BTT) untuk mengoptimalkan
mobilisasi pangan antardaerah.
Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog
Mokhammad Suyamto secara tegas menyatakan bahwa pihaknya siap untuk
mengoptimalkan koordinasi yang intensif dengan Dinas Pangan Daerah melalui
Kanwil Perum Bulog di wilayahnya masing-masing. Ia mengungkapkan CBP yang ada
di Perum Bulog sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
"Bulog sangat siap untuk melaksanakan operasi terkait
dengan stabilisasi harga. Stok di Bulog saat ini cukup besar sekitar 1,8 juta
ton, yaitu 1,6 PSO dan 200 komersial. Stok sangat siap dan stok ini sudah
tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Teman-teman Perum Bulog merapat ke
Dinas, segera dilaksanakan program-program stabilisasi harga di daerah-daerah
yang memang mengalami kenaikan harga,” tegas Suyamto.
Diketahui realisasi penyaluran Beras SPHP hingga 11 November
2024 total mencapai 1.253.824 ton (89,56%) dari target 1,4 juta ton. 65,2%
saluran penjualan Beras SPHP dilakukan melalui pengecer, 29,9% distributor,
3,3% Satgas, 1,2% Pemda, dan 0,3% BUMN. Penyaluran terbesar berada di Kanwil
DKI Jakarta & Banten yaitu 299.712.055 ton (95,75% dari target) dan
terendah berada di Kanwil Bali yaitu 9.244.170 ton (97,31% dari target).
Sedangkan realisasi target terkecil berada di Kanwil Papua dan Papbar yaitu
18.770525 ton (67,04% dari target).
Di kesempatan yang sama, Deputi Bidang Perekonomian KSP
(Kantor Staf Presiden) Edy Priyono mengingatkan tugas dan fungsi pemerintah
untuk menjaga keseimbangan harga pangan di tingkat produsen dan konsumen. Edy
meminta Perum Bulog dan Dinas Pangan Daerah juga dapat melakukan intervensi
berupa penyerapan terhadap gabah/beras petani yang harganya jatuh di bawah
Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan Harga Acuan Pembelian (HAP).
“Di satu sisi kita juga harus memperhatikan tentang
penyerapan beras atau gabah dari petani, khususnya di daerah-daerah yang
harganya masih di bawah HPP. Itu kan menjadi tugas kita juga untuk menjaga
stabilitas, jangan terlalu tinggi dan jangan terlalu rendah,” ungkap Edy dalam
rapat yang diikuti seluruh Dinas Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota serta
Kanwil Perum Bulog tersebut.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi dalam kesempatan berbeda
mengungkapkan, langkah intervensi terhadap dinamika harga beras harus dilakukan
untuk memastikan keterjangkauan pangan yang merata baik terjangkau secara
geografis, maupun terjangkau secara ekonomis. Untuk itu, Arief dalam RDP Komisi
IV DPR RI pada Rabu (6/11/2024) mengusulkan anggaran tambahan untuk penyaluran
bantuan pangan dan mempersiapkan SPHP di tahun 2025 mendatang.
"Untuk bulan Januari dan Februari 2025, kami mengajukan
juga untuk dialokasikan dana stabilisasi SPHP itu 150 ribu ton dikali dua.
Kemudian juga (rencana) dimulainya kembali bantuan pangan di tahun 2025,"
ujar Arief.
