BERITA INDEX BERITA

Karl Landsteiner, Bapak Transfusi Darah

inspiring | DiLihat : 313 | Minggu, 19 November 2023 | 18:23
Karl Landsteiner, Bapak Transfusi Darah

KARL LANDSTEINER adalah seorang ilmuwan dalam bidang pengobatan Austria. Landsteiner merupakan tokoh yang menemukan penggolongan darah manusia terbagi menjadi 4. Golongan darah itu adalah O, A, B, dan AB. Berkat jasanya itu dia juga mendapat anugerah Nobel untuk bidang Fisiologi atau pengobatan pada tahun 1930.

Tak hanya menemukan golongan darah, Landsteiner juga menemukan rhesus darah. Itulah sebabnya orang dapat mentransfusi darahnya dengan aman. Landsteiner pun dikenal dengan nama bapak transfusi darah.

Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.

Golongan darah sendiri adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut.

Karl Landsteiner lahir di Wina, Austria pada 14 Juni 1868. Ayahnya, Leopold Landsteiner, doktor di bidang hukum dan menjadi jurnalis ternama di sebuah surat kabar. Ayah Landsteiner meninggal ketika dia berusia enam tahun. Landsteiner pun dibesarkan oleh ibunya, Fanny Hess.

Sejak masih pelajar, Landsteiner sudah melakukan riset biokimia dan pada akhir 1891 dia memublikasikan sebuah paper mengenai pengaruh diet terhadap komposisi abu darah. Landsteiner lalu belajar kedokteran di Universitas Wina dan lulus pada 1891.

Pengetahuan mengenai kimia yang lebih mendalam diperolehnya pada lima tahun berikutnya di Laboratorium Hantzsch di Zurich, lab Emil Fischer di Wurzburg, dan lab E. Bambebger di Munich. Kembali ke Wina, Landsteiner bekerja di Rumah Sakit Umum Wina.

Pada 1896 dia menjadi asisten Max von Gruber di Institut Higiene di Wina. Sejak saat itu dia sudah tertarik pada mekanisme kekebalan dan sifat antibodi. Dari 1898 hingga 1908 dia menjadi asisten di Departemen Anatomi Patologis Universitas di Wina.

Pimpinannya, Profesor A. Weichselbaum adalah penemu bakteri penyebab meningitis dan, bersama Fraenckel, menemukan pneumococcus. Di rumah sakit tersebut Landsteiner lebih banyak berkecimpung dalam bidang fisiologi daripada anatomi.

Hingga 1919, setelah bekerja 20 tahun dalam bidang anatomi patologis, Landsteiner bersama beberapa orang temannya memublikasikan banyak paper mengenai anatomi abnormal dan kekebalan. Dia menemukan fakta-fakta baru tentang kekebalan tubuh dan menemukan faktor kekebalan tubuh.

Landsteiner banyak berjasa bagi anatomi patologis, histologi, dan imunologi. Dalam karya-karyanya dia memperlihatkan observasi dan deskripsi yang cermat, juga pemahaman yang mendalam tentang biologi. Tetapi penemuannya yang sangat terkenal dibuatnya pada 1901, yaitu tentang golongan darah.

Pada 1875, Landsteiner menyatakan bahwa jika manusia diberi transfusi darah hewan, maka darah asing ini akan menggumpal dan pecah dalam pembuluh darah manusia. Pada 1901-1903 Landsteiner menunjukkan bahwa reaksi yang sama akan terjadi juga pada transfusi darah antarmanusia, dapat menyebabkan syok atau reaksi lainnya.

Pernyataannya itu memperoleh sedikit perhatian saja hingga 1909, saat dia mengklasifikasi darah manusia menjadi apa yang kini dikenal sebagai golongan darah A, B, AB, dan O. Dia juga menunjukkan bahwa transfusi antar golongan darah A atau B tidak menyebabkan kerusakan sel darah baru seperti jika transfusi terjadi antargolongan darah yang berbeda.

Pada 1919 Landsteiner bertugas di sebuah RS Katolik Roma di The Hague, Belanda, karena kurangnya fasilitas lab di negerinya. Dia kemudian bertugas di Institut Rockefeller untuk Riset Kedokteran di New York.

Di sini, bekerja sama dengan Levine dan Wiener, dia membuat penelitian lebih jauh tentang golongan darah. Kelompok ilmuwan ini juga yang merintis penemuan faktor-Rh dalam darah—yang menghubungkan darah manusia dengan darah kera rhesus.

Sampai akhir hayatnya Landsteiner terus meneliti golongan darah dan mengenai aspek kimia antigen, antibodi dan faktor-faktor kekebalan dalam darah. Pada 1939 dia menjadi Profesor Emeritus di Institut Rockefeller, namun tetap bekerja dengan bersemangat. Pada 24 Juni 1943 dia meninggal karena serangan jantung di laboratoriumnya. Dia meninggalkan seorang anak, E. Landsteiner, hasil pernikahannya dengan Helen Wlasto pada 1916.

 

Menemukan Golongan Darah Rhesus

Karl Landsteiner menemukan sistem golongan darah resus pada tahun 1939. Golongan darah berdasarkan sistem resus adalah penggolongan darah yang terinspirasi dari primata Rhesus macaque (Macaca mulatta). Hewan primata ini juga dikenal sebagai kera India. Dalam penelitiannya, Karl Landsteiner dibantu oleh A.S. Weiner.

Sistem penggolongan darah ini didasarkan atas ada atau tidaknya aglutinogen (senyawa yang menjadi faktor penggumpalan darah) resus di dalam darah. Pada sistem resus (rh) apabila orang tersebut memiliki aglutinogen resus maka orang tersebut termasuk dalam golongan resus positif (rh+). Namun apabila orang tersebut tidak memiliki aglutinogen resus, maka orang tersebut termasuk dalam golongan resus negative (rh).

Sistem penggolongan darah ini berguna untuk membantu transfusi darah. Jika dilakukan transfusi darah dari orang yang bergolongan darah resus positif kepada orang yang bergolongan darah resus negatif, maka akan terjadi rangsangan untuk pembentukan antibodi Rh. Bila penerima mendapatkan transfuse darah lagi dengan golongan resus positif, maka akan terjadi hemaglutinasi (penggumpalan darah) yang berakibat pada kematian. 


Scroll to top