BERITA INDEX BERITA
Karl Landsteiner, Bapak Transfusi Darah
KARL LANDSTEINER adalah seorang ilmuwan dalam bidang pengobatan
Austria. Landsteiner merupakan tokoh yang menemukan penggolongan darah manusia
terbagi menjadi 4. Golongan darah itu adalah O, A, B, dan AB. Berkat jasanya
itu dia juga mendapat anugerah Nobel untuk bidang Fisiologi atau pengobatan
pada tahun 1930.
Tak hanya menemukan golongan darah, Landsteiner juga menemukan rhesus
darah. Itulah sebabnya orang dapat mentransfusi darahnya dengan aman. Landsteiner
pun dikenal dengan nama bapak transfusi darah.
Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen
ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan
yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang
berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah sendiri adalah pengklasifikasian darah dari suatu
individu berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan
membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis
karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut.
Karl Landsteiner lahir di Wina, Austria pada 14 Juni 1868. Ayahnya,
Leopold Landsteiner, doktor di bidang hukum dan menjadi jurnalis ternama di
sebuah surat kabar. Ayah Landsteiner meninggal ketika dia berusia enam tahun.
Landsteiner pun dibesarkan oleh ibunya, Fanny Hess.
Sejak masih pelajar, Landsteiner sudah melakukan riset biokimia dan
pada akhir 1891 dia memublikasikan sebuah paper mengenai pengaruh diet terhadap
komposisi abu darah. Landsteiner lalu belajar kedokteran di Universitas Wina
dan lulus pada 1891.
Pengetahuan mengenai kimia yang lebih mendalam diperolehnya pada lima
tahun berikutnya di Laboratorium Hantzsch di Zurich, lab Emil Fischer di
Wurzburg, dan lab E. Bambebger di Munich. Kembali ke Wina, Landsteiner bekerja
di Rumah Sakit Umum Wina.
Pada 1896 dia menjadi asisten Max von Gruber di Institut Higiene di
Wina. Sejak saat itu dia sudah tertarik pada mekanisme kekebalan dan sifat
antibodi. Dari 1898 hingga 1908 dia menjadi asisten di Departemen Anatomi
Patologis Universitas di Wina.
Pimpinannya, Profesor A. Weichselbaum adalah penemu bakteri penyebab
meningitis dan, bersama Fraenckel, menemukan pneumococcus. Di rumah sakit
tersebut Landsteiner lebih banyak berkecimpung dalam bidang fisiologi daripada
anatomi.
Hingga 1919, setelah bekerja 20 tahun dalam bidang anatomi patologis,
Landsteiner bersama beberapa orang temannya memublikasikan banyak paper
mengenai anatomi abnormal dan kekebalan. Dia menemukan fakta-fakta baru tentang
kekebalan tubuh dan menemukan faktor kekebalan tubuh.
Landsteiner banyak berjasa bagi anatomi patologis, histologi, dan
imunologi. Dalam karya-karyanya dia memperlihatkan observasi dan deskripsi yang
cermat, juga pemahaman yang mendalam tentang biologi. Tetapi penemuannya yang
sangat terkenal dibuatnya pada 1901, yaitu tentang golongan darah.
Pada 1875, Landsteiner menyatakan bahwa jika manusia diberi transfusi
darah hewan, maka darah asing ini akan menggumpal dan pecah dalam pembuluh
darah manusia. Pada 1901-1903 Landsteiner menunjukkan bahwa reaksi yang sama
akan terjadi juga pada transfusi darah antarmanusia, dapat menyebabkan syok
atau reaksi lainnya.
Pernyataannya itu memperoleh sedikit perhatian saja hingga 1909, saat
dia mengklasifikasi darah manusia menjadi apa yang kini dikenal sebagai
golongan darah A, B, AB, dan O. Dia juga menunjukkan bahwa transfusi antar
golongan darah A atau B tidak menyebabkan kerusakan sel darah baru seperti jika
transfusi terjadi antargolongan darah yang berbeda.
Pada 1919 Landsteiner bertugas di sebuah RS Katolik Roma di The Hague,
Belanda, karena kurangnya fasilitas lab di negerinya. Dia kemudian bertugas di
Institut Rockefeller untuk Riset Kedokteran di New York.
Di sini, bekerja sama dengan Levine dan Wiener, dia membuat penelitian
lebih jauh tentang golongan darah. Kelompok ilmuwan ini juga yang merintis
penemuan faktor-Rh dalam darah—yang menghubungkan darah manusia dengan darah
kera rhesus.
Sampai akhir hayatnya Landsteiner terus meneliti golongan darah dan
mengenai aspek kimia antigen, antibodi dan faktor-faktor kekebalan dalam darah.
Pada 1939 dia menjadi Profesor Emeritus di Institut Rockefeller, namun tetap
bekerja dengan bersemangat. Pada 24 Juni 1943 dia meninggal karena serangan
jantung di laboratoriumnya. Dia meninggalkan seorang anak, E. Landsteiner,
hasil pernikahannya dengan Helen Wlasto pada 1916.
Menemukan
Golongan Darah Rhesus
Karl Landsteiner menemukan sistem golongan darah resus pada tahun 1939.
Golongan darah berdasarkan sistem resus adalah penggolongan darah yang
terinspirasi dari primata Rhesus macaque (Macaca mulatta). Hewan primata ini
juga dikenal sebagai kera India. Dalam penelitiannya, Karl Landsteiner dibantu oleh
A.S. Weiner.
Sistem penggolongan darah ini didasarkan atas ada atau tidaknya
aglutinogen (senyawa yang menjadi faktor penggumpalan darah) resus di dalam
darah. Pada sistem resus (rh) apabila orang tersebut memiliki aglutinogen resus
maka orang tersebut termasuk dalam golongan resus positif (rh+). Namun apabila
orang tersebut tidak memiliki aglutinogen resus, maka orang tersebut termasuk
dalam golongan resus negative (rh).
Sistem penggolongan darah ini berguna untuk membantu transfusi darah.
Jika dilakukan transfusi darah dari orang yang bergolongan darah resus positif
kepada orang yang bergolongan darah resus negatif, maka akan terjadi rangsangan
untuk pembentukan antibodi Rh. Bila penerima mendapatkan transfuse darah lagi
dengan golongan resus positif, maka akan terjadi hemaglutinasi (penggumpalan
darah) yang berakibat pada kematian.