BERITA INDEX BERITA

Lula da Silva, Buruh Sangat Miskin yang Sukses Menjadi Presiden

inspiring | DiLihat : 260 | Selasa, 12 September 2023 | 08:32
Lula da Silva, Buruh Sangat Miskin yang Sukses Menjadi Presiden

LULA Da Silva berhasil mencatat sejarah dalam politik Brazil. Tak hanya sebagai tokoh gerakan sosial, Lula Da Silva adalah bekas buruh pabrik, sektor yang lama dikeluarkan dalam sistim politik di Brazil. Namun ia berhasil masuk dalam pusat kekuasaan politik, bahkan berhasil menaklukkan kekuasaan politik tertinggi di Brazil dengan menjadi presiden.

Untuk bisa mencapai posisi itu Lula tidak berharap keajaiban. Sebelumnya ia telah tiga kali menjadi kandidat presiden yaitu pada 1989, 1994 dan 1998. Namun semuanya gagal. Hal itu tak membuat dirinya dan partainya patah harapan. Mereka terus mencoba sampai akhirnya berhasil. Lula berhasil mengumpulkan suara 46,4 persen dan mengalahkan kandidat dari sayap kanan. Ia resmi menjadi presiden pada 1 Januari 2003.

Luiz Inacio Lula da Silva lahir pada 27 Oktober 1945 di Caetas. Tempat itu terletak 250 kilometer dari Recife, ibu kota Pernambuco, di timur laut Brazil. Ia merupakan anak ketujuh dari 8 bersaudara. Ayahnya bernama Aristides Inacio da Silva dan ibunya Euridice Ferreira de Melo.

Lula lahir dari keluarga yang sangat miskin. Ayahnya adalah seorang tukang mabuk dengan pekerjaan tak jelas. Sedangkan ibunya buta huruf. Namun sang ibu sangat mempengaruhi pribadi Lula dengan ajaran moralnya. Kemiskinan itu membuat ibunya memboyong Lula dan saudara-saudaranya meninggalkan kampung halamanannya.

Mereka kemudian pindah ke Guaruja, di negara bagian Sao Paulo. Perjalanan mereka memakan waktu 13 hari dan hanya menumpang truk terbuka. Perjalanan itu mereka sebut sebagai jalan menuju kebahagiaan. Di kota itu, Lula dan keluarganya berjuang untuk hidup.

Lula kecil sempat menikmati sekolah dasar. Dia merupakan anak yang cerdas di sekolahnya. Sayang, tekanan kemiskinan memaksa Lula meninggalkan bangku sekolah saat ia baru saja menginjak kelas 4. Lula kecil tumbuh menjadi anak jalanan. Ia jadi tukang semir sepatu, penjual kacang, tepung tapioca dan pedagang asongan.

Saat beranjak dewasa, Lula sempat bekerja di Dry Cleaning. Bersama keluarganya ia tinggal di sebuah kamar yang sempit di belakang bar. Suatu hari saat banjir besar Lula dan keluarganya nyaris tewas karena tempat tinggalnya diterjang banjir.

Di usia 14 tahun, Lula ikut kursus pelatihan kerja di National Industrial Learning Service. Ia mendapat sertifikat lulus sebagai operator bubut tahun 1961. Beberapa tahun kemudian ia bekerja di pabrik suku cadang mobil. Namun sebuah kecelakaan kerja di pabrik suku cadang mobil itu membuat Lula kehilangan jari kelingkingnya.

Kakak Lula, Frei Chico yang akrab dipanggil Ziza (Sostenes Vidal) adalah seorang aktivis serikat buruh berhaluan kiri. Kakaknya itulah yang kemudian memperkenalkan Lula dengan serikat buruh.

Setelah mendapat pekerjaan Lula menikahi pacarnya yang bernama Lurdes (Cleo Pires). Mereka hidup sangat bahagia. Sayang, kebahagiaan itu berakhir tatkala nyawa Lurdes tak tertolong saat melahirkan. Isteri Lula meninggal bersama bayinya yang belum lahir. Lula sangat terpukul setelah kejadian itu, dia benar-benar sedih.

Setelah kejadian itu, Lula makin aktif di gerakan buruh. Ia menjadi anggota serikat buruh metal Sao Bernardo. Selama aktif di serikat itu, Lula bertemu dengan perempuan yang kembali memikat hatinya. Perempuan itu bernama Marisa Leticia (Juliana Baroni). Tak lama kemudian, keduanya memutuskan menikah. Dari pernikahan itu Lula dikaruniai tiga orang anak.

Pada waktu yang sama, Brazil jatuh ke tangan kidiktatoran militer. Aktivitas politik, termasuk serikat buruh sangat dibataso. Pada tahun 1972, Lula terpilih sebagai salah satu anggota dewan buruh di Serikat Buruh Metal Sao Bernando. Tiga tahun kemudian, ia menjadi presiden serikat buruh itu. Ia memenangkan 92 persen suara dari 140.000 orang anggota.

Saat itu Lula makin radikal dan militan. Ia juga mulai tampil sebagai orator hebat. Di akhir tahun 1970 an, serikat buruh Brazil melancarkan pemogokan. Hal itu dilakukan akibat kebijakan penghematan yang dipaksakan oleh IMF. Lula tampil berpidato dalam aksi-aksi mogok. Termasuk di region ABC yang dikenal paling militan.

Pada tahun 1979, kesebelasan Corintians bertanding dengan Guarany di kejuaraan Sao Paulo yang diadakan di Morumbi. Lula yang saat itu sedang menonton pertandingan terinspirasi dengan banyaknya orang di stadion. Dia berkeinginan stadium sepak bola itu diisi pekerja.

Pada Maret 1979 Lula mengorganisir pekerja metalurgi yang mogok untuk menduduki stadion sepak bola Vila Euclides di Sao Bernardo. Tanpa pengeras suara, Lula menyampaikan pidato yang dieja ulang oleh pendengarnya. Dua hari kemudian, ketika 170 ribu pekerja bergabung, pemogokan itu dianggap illegal.

Polisi dan militer dikirim untuk melindas pemogokan. Akhirnya Lula memindahkan aksinya ke gereja. Pada peringatan 1 Mei 1979 sebanyak 150 ribu buruh memenuhi stadion. Lula pun tampil sebagai tokoh dan sekaligus pahlawan gerakan buruh.

Pada tahun 1980, Lula kembali melancarkan pemogokan 41 hari yang terkenal di Brazil. Lebih dari 140 ribu buruh metal bergabung dalam pemogokan itu. Mereka menuntut kepastian kerja, pengurangan jam kerja dan hak pemimpin serikat memasuki pabrik kapan saja.

Rezim yang tengah berkuasa mulai gerah dengan aksi Lula. Pada 19 April 1980 Lula ditangkap di rumahnya. Ia dipenjara. Saat itulah kemalangan kembali menimpa Lula. Ibunya, meninggal saat Lula di penjara. Ia mendatangi prosesi pemakaman ibunya dengan pengawalan polisi.

Tahun 1980, Lula menjadi salah satu pendiri Partai Buruh. Lula bergerak sebagai sayap kiri dalam dunia perpolitikan Brazil. Meskipun berteman dengan Presiden Kuba, Fidel Castro dan Presiden Venezuela, Hugo Chavez, Lula tak memilih ideology komunis untuk partainya. Ia lebih suka menggabungkan anggota-anggota militan serikat buruh, intelektual, aliran sosialis Trosky dan aktivis Teologi Pembebasan dari gereja dalam partainya.

Landasan ini membuat Partai Buruh yang dipimpinnya lebih dikenal sebagai sebuah partai beraliran sosial demokrat yang memiliki kebijakan pragmatis daripada revolusioner. Tiga kali menjadi kandidat presiden, yakni tahun 1989, 1994 dan 1998 tetapi menemui kegagalan. Barulah pada pemilu tahun 2002, Lula berhasil terpilih sebagai presiden Brazil.

Lula dilantik sebagai presiden pada 1 Januari 2003. Pada pemilu 2006 ia terpilih kembali untuk masa jabatan kedua sebagai presiden. Lula menjadi pemimpin yang berpikiran maju. Di bawah pemerintahannya, Brazil menjadi pemimpin dalam pencarian di seluruh dunia untuk biofuel dan energi bersih.

Pada Desember 2008, majalah Newsweek menamai Lula menjadi orang yang paling berpengaruh ke-18 di dunia. Sejumlah kebijakan ekonomi dan program sosial berhasil mengangkat 198 juta penduduk Brazil dari jurang kemiskinan. Tak heran Lula pun dicintai oleh rakyatnya. Ia berhasil mengubah wajah negara itu, dari negara miskin menjadi lebih sejahtera.

Lula juga membuat kebijakan politik luar negeri. Pada masa kepemimpinannya ia telah mengunjungi 75 negara dan membuka puluhan kedutaan besar baru. 14 kedutaan besar baru dibuka di Afrika, sebagai bagian dari agenda kerja sama selatan-selatan antara Amerika Selatan dan Afrika.

Jabatan presiden yang diemban Lula kemudian berakhir pada Desember 2010. Setelah sukses memimpin Brazil selama dua periode, ia lalu digantikan oleh mantan Kepala Stafnya, Dilma Rousseff.

 

Dapat bBnyak Penghargaan, Kisahnya Difilmkan

Lula dianggap sebagai politisi paling populer dalam sejarah Brazil. Salah satu mandatnya yang paling terkenal di dunia adalam program sosial seperti Bolsa Familia dan Fome Nol. Kegiatan Lula sebagai kepala negara juga cukup gemilang. 

Di mata rakyatnya, Lula merupakan sosok presiden yang sukses. Selain dua kali menjabat sebagai presiden, Lula mendapat banyak pernghargaan. Ia mendapat First Class of the Order of Prince Yaroslav the Wise pada 2003. Lula pun terpilih sebagai Man of the Year 2009 oleh surat kabar Eropa El Pais dan Le Monde.

Lula menerima UNESCO’s Felix Houphouet Boigny Prize di markas UNESCO Paris, Perancis pada tahun 2009. Pada tahun 2011 Lula dianugerahi sebagai Negarawan Global oleh World Economic Forim yang diselenggarakan di Davos, Swiss. Majalah Time pun menempatkan Lula sebagai salah satu pemimpin paling berpengaruh di dunia.

Meski pada masa kepemimpinannya, Lula pun tak luput dari kontroversi skandal korupsi di periode pertama, namun Lula masih tetap eksis bertahan. Bahkan ia bisa menjadi presiden lagi di periode selanjutnya.

Tahun 2009, sutradara Brazil Fabio Baretto mengangkat kisah hidup pemimpin Brazil tersebut ke layar lebar. Film itu berjudul Lula, o Filho do Brazil (Lula, The Son of Brazil). Film itu memotret kehidupan Lula sejak kelahirannya hingga jadi tokoh gerakan buruh di awal 1980 an. 


Scroll to top