BERITA INDEX BERITA
Edukasi Gizi Seimbang Kunci Kesehatan Ibu Hamil dan Keluarga
JAKARTA - Bahaya konsumsi gula berlebihan terutama dalam
bentuk kental manis yang digunakan sebagai topping untuk makanan dan minuman,
apalagi diberikan kepada balita. Dampaknya bisa mencapai tingkatan serius, bagi
bangsa Indonesia, bukan dalam jangka pendek tapi jangka panjang.
Oleh karena itu pentingnya edukasi gizi seimbang dalam upaya
pencegahan masalah gizi, termasuk kasus obesitas yang meningkat baik pada orang
dewasa maupun anak-anak.
Dalam Webinar Nasional yang diselenggarakan oleh Yayasan
Abhipraya Insan Cendekia Indonesia berkolaborasi dengan Ikatan Bidan Indonesia
Wilayah Jawa Barat, Hadir Kepala Tim Kerja Kesehatan Maternal, Neonatal dan
Penurunan AKI AKB Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Laila Mahmudah,
MPH, mengungkapkan Edukasi gizi seimbang menjadi kunci dalam mengatasi masalah
ini.
“Kita perlu menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya
mengetahui bahaya konsumsi kental manis dan menggantinya dengan pilihan makanan
yang lebih sehat dan bergizi tidak dapat diabaikan,” jelas Laila.
Lebih lanjut Laila menjelaskan hal tersebut juga perlu
bantuan dari bidan yang memiliki peran strategis dalam memberikan edukasi gizi
seimbang kepada ibu hamil dan keluarga.
Selain itu, ia juga menekankan perlunya kerja sama antara
sektor publik dan swasta dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu
hamil hingga bayi lahir.
Berdasarkan data laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2013, hampir seperempat wanita usia subur di Indonesia mengalami anemia,
21% mengalami hipertensi, dan 14,5% mengalami kurang energi kronis yang
terlihat dari kondisi tubuh yang kurus. Selain itu, lebih dari 20% penduduk
usia 18 tahun mengalami obesitas.
Masalah gizi tersebut terus berlanjut hingga masa kehamilan,
di mana hampir separuh ibu hamil di Indonesia mengalami anemia, yang dapat
menyebabkan komplikasi dan pertumbuhan janin yang tidak adekuat. Kondisi
kematian ibu di Indonesia, meskipun menunjukkan penurunan, masih jauh dari
target yang diharapkan.
Kematian ibu di Indonesia pada tahun 2020 adalah 189 per
100.000 kelahiran hidup, sedangkan target global adalah menurunkan menjadi 70
kematian dalam setiap 100.000 kelahiran hidup. Indonesia juga tertinggal jauh
dari negara-negara tetangga di ASEAN dalam hal angka kematian ibu dan bayi.
“Edukasi mengenai gizi seimbang, khususnya selama masa
kehamilan, sangat penting untuk mencegah dampak buruk pada ibu dan bayi yang
baru lahir. Anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan pendarahan yang merupakan
penyebab kematian terbanyak pada ibu di Indonesia, serta mengakibatkan bayi
lahir prematur atau dengan berat lahir rendah, yang berisiko mengalami stunting
di kemudian hari,” jelas Laila.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran ibu mengenai gizi
seimbang, Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) menjadi salah satu media komunikasi
yang efektif.
Buku KIA berisi panduan makan untuk ibu hamil dan menyusui,
serta grafik peningkatan berat badan untuk memantau status gizi ibu selama
kehamilan. Pemberian Buku KIA kepada ibu hamil diharapkan dapat membantu dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Untuk mencegah obesitas pada ibu hamil, anjuran untuk
mengurangi konsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak, serta meningkatkan
konsumsi sayur dan buah, menjadi fokus dalam edukasi gizi.
Demikian juga, bagi ibu yang mengalami kurang energi kronis,
penambahan porsi makanan dalam frekuensi lebih sering dapat membantu mengatasi
kondisi tersebut.
Dalam menjaga kesehatan ibu dan anak, edukasi gizi yang
tepat sejak masa remaja hingga masa kehamilan sangatlah penting. Masyarakat
diimbau untuk memahami betapa berpengaruhnya gizi seimbang terhadap kesehatan,
serta berperan aktif dalam upaya pencegahan masalah gizi dan peningkatan
kesehatan ibu dan anak di Indonesia.
Pemerintah dan para tenaga kesehatan berkomitmen untuk terus
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, khususnya dalam edukasi gizi
seimbang, guna menghadapi tantangan gizi ganda yang saat ini
dihadapi oleh Indonesia.