BERITA INDEX BERITA
Mentan: Implementasi B50 Catatan Sejarah Kemandirian Energi Nasional
BATULICIN – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan
soft launching Biodiesel B50 di Kalimantan Selatan dan mencatatkan sejarah
kemandirian energi nasional yang menjadi mimpi besar Indonesia untuk 5-10 tahun
ke depan.
"Ini gagasan besar, Bapak Presiden sekarang dan Bapak
Presiden terpilih, Indonesia menjadi lumbung pangan dan mandiri energi. Dua ini
kekuatan bisa menggetarkan dunia," kata Mentan di Pabrik Biodiesel PT Jhonlin
Agro Raya, Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Minggu
(18/8/2024).
Ke depan, diyakini kebutuhan biodiesel berbasis kelapa sawit
sangat besar, khususnya untuk konsumsi dalam negeri dalam mewujudkan ketahanan
energi nasional. Berdasarkan data Statistik Direktorat Jenderal Perkebunan
Angka Sementara Tahun 2023 Kelapa Sawit memiliki lahan seluas 16,8 Juta ha
dengan produksi sebesar 46,9 juta ton.
Amran menambahkan, energi terbarukan terus diimplementasikan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak penggunaan B15 ditahun 2015, B20 ditahun
2019, B30 ditahun 2022, hingga B35 saat ini sudah dijalankan sejak tahun 2023.
Kedepan, melalui program prioritas energi nasional yaitu implementasi program
biodiesel B50 dan Bioetanol E10, diharapkan penggunaan bahan bakar nabati
(biofuel) terus mengalami peningkatan secara nasional, sehingga dapat menekan
impor minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM).
“Kita soft launching hari ini, B50 ini sangat penting,
sangat strategis. Ini bisa dijadikan politik ekonomi untuk dunia. Saya ulangi,
ini kekuatan kita. Yang menjadi krisis dunia sekarang adalah pangan dan energi.
Itu solusinya ada di Indonesia.,” ujar Mentan Amran.
Mentan Amran menceritakan bahwa pemerintah telah memulai
inisiasi pemanfaatan minyak sawit pada program biodiesel sejak tahun 2019
dimana terdapat prototipe pengembangan biodiesel yang terbuat dari 100% minyak
kelapa sawit (B100). Mentan yakin prototipe dan uji-uji biodiesel serupa telah
banyak dijalankan oleh Kementerian/Lembaga teknis dan Industri biodiesel
walaupun masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sendiri.
“Saat ini kami ditugaskan untuk mengawal kesiapan pemerintah
untuk program implementasi biodiesel B50 tersebut, tidak hanya dari sisi supply
pada kesiapan bahan baku CPO tetapi lebih luas lagi, bahwa kami pada prosesnya
menyiapkan dan mengidentifikasi secara cermat bersama dengan Kementerian ESDM
dan Kementerian/Lembaga terkait melaksanakan kajian teknis, ekonomi, fiskal,
sarana prasarana, transisi B50, standar mutu dan spesifikasi, kajian bisnis,
aspek legalitas hingga uji terap dan road test serta hal-hal teknis lainnya
menuju implementasi biodiesel B50,” jelasnya.
Mentan Amran menambahkan saat ini kekuatan pangan ada di
Indonesia, dan biodiesel ada di Indonesia. Dirinya mengingatkan agar potensi
ini dikelola dengan baik secara Indonesia menguasai 58% CPO di dunia. Dengan
begitu B-50 akan memberikan dampak ekonomi, dampak politik, dan seluruhnya,
sebagai contoh negara di benua Eropa, membutuhkan 2,6 juta KL per tahun.
“Jadi sudah jelas target kita adalah bersiap untuk
implementasi penggunaan biodiesel B50. Melalui kegiatan soft launching ini akan
menjadi catatan sejarah tersendiri sebagai pelopor implementasi B50 di tanah
air,” tegasnya.
Sebagai informasi, Pemerintah terus berupaya wujudkan
kemandirian energi nasional, salah satunya dengan mengakselerasi implementasi
pengembangan biodiesel B50. Pasalnya, Biodiesel dapat diandalkan untuk menjadi
alternatif mengganti bahan bakar fosil yang mulai terbatas pasokannya, dan
biodiesel berperan strategis karena memiliki pengaruh positif dalam berbagai
aspek khususnya aspek lingkungan.
Industri kelapa sawit Indonesia masih harus menghadapi
berbagai tantangan di tahun 2024. Dari sisi ekonomi global, ketidakpastian
masih membayangi pertumbuhan ekonomi global khususnya negaranegara maju. USA
masih dilanda inflasi yang di atas target, China sebagai salah satu konsumen
terbesar 2 minyak sawit juga masih bergulat dengan pelemahan ekonomi pasca
Covid-19, begitu juga dengan Eropa dimana kondisi ekonominya melemah dengan
defisit fiskal yang meningkat diiringi inflasi yang masih tinggi.
Sementara itu, eskalasi geopolitik global kian memanas,
diperkirakan prospek industri sawit tahun 2024 mempunyai kecenderungan bahwa
konsumsi dalam negeri diperkirakan akan terus mengalami kenaikan, terutama
untuk kebutuhan pangan, industri oleokimia dan kebutuhan energi (biodiesel)
dengan adanya menuju implementasi Biodiesel (B50), harga minyak nabati dunia
termasuk minyak kelapa sawit tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan
dengan tahun 2023.
Untuk memastikan peningkatan produksi dan menjamin
terpenuhinya kebutuhan minyak sawit dalam negeri dan ekspor, pemerintah bersama
swasta berupaya melalui beberapa kegiatan pengembangan kebun sawit untuk energi
(dedicated area) khususnya pada kawasan yang sudah terdegradasi, sehingga
kebutuhan minyak sawit untuk energi tidak menganggu kebutuhan untuk pangan,
industri dalam negeri dan ekspor.
Pada kesempatan ini hadir Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr.
Sjafrie Sjamsoeddin selaku Asisten Khusus Menhan, Wakasad Letnan Jenderal TNI
Tandyo Budi Revita, Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor, Andi Syamsudin
Arsyad Owner PT. Jhonlin Group, pengurus GAPKI, pengurus APROBI, Ketua Working
Group B50 Andi Nur Alamsyah, Dirjen
Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Hanif Faisol Nurofiq, Sekjen
Kementerian ESDM Deden Kusdiana, serta Heru Tri Widarto selaku Plt. Dirjen Perkebunan.
Didampingi Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Sjafrie
Sjamsoeddin, Mentan menjajal mobil road test B50 yang telah menggunakan bahan
bakar biodiesel B50 selama beberapa bulan terakhirnya. "Ini adalah hari
yang berbahagia, dimana B50 langsung kita ujicoba terdengar Engine-nya sangat
bagus dan normal" kata Amran.