BERITA INDEX BERITA
Sehat Sutardja, Orang Indonesia Dipandang di Amerika
BERSAMA isteri dan saudaranya, ia mendirikan Marvell
Technology Group, perusahaan semikonduktor terbaik ketiga di dunia. Tahun 2007
lalu, majalah Forbes memasukkan Sehat Sutardja dalam jajaran orang terkaya di
Amerika Serikat. Sehat menjadi salah satu orang Indonesia yang berkiprah di
Silicon Valley, wilayah pusat perusahaan teknologi yang berada di California.
Marvell merupakan vendor chip dan komponen yang dipakai di
berbagai perangkat elektronik. Sedangkan unit bisnis yang dibeli dari Intel
menghasilkan prosesor yang dibangun dari teknologi XScale Intel. Prosesor
buatan Marvell telah dipakai di banyak perangkat elektronik seperti Blackberry
dan Treo. Bisnis chip yang dikelola marvell telah sukses menempati pangsa
pasarnya sendiri. Pendapatan Marvell jumlahnya kini miliaran dolar.
Keunggulan Marvell adalah menawarkan produk berdesain
superior dengan harga premium. Chip besutan Marvell sangat mudah ditemukan pada
Cisco switch, Apple iPod, Xbox 360 atau di dalam disk drive produk perusahaan
besar lainnya. Lewat bekerja sama dengan Intel, Marvell tampak semakin hebat
dan bisa mensejajari Qualcomm, Freescale Semiconductor dan TI.
Dilihat dari namanya, Sehat Sutardja amat Indonesia. Sehat
memang lahir pada 1961 di Jakarta. Masa kecil dan remajanya pun dihabiskan di
Jakarta. Ketertarikannya pada bidang elektronika mulai terlihat sejak beliau.
Pada usia 13 tahun ia sudah mempelajari sinyal analog secara otodidak dari
kegemarannya membongkar pasang enam radio transistor merk Philips milik
keluarga.
Meski masih bocah tapi ia mampu menyusun kembali radio
seperti sedia kala. Sehat pernah mengutarakan niatnya kepada orang tuanya utnuk
berkarir di bidang elektronik. Dalam benaknya, hal itu berarti menjadi tukang
reparasi televisi atau radio.
Tahun 1980 Sehat bersama sang adik, Pantas Sutardja merantau
ke Amerika Serikat untuk kuliah. Sehat menyelesaikan gelar sarjana teknik
listrik di Iowa State University. Kemudian Sehat melanjutkan ke jenjang
pendidikan berikutnya di Teknik Elektro University of California, Berkeley.
Berkat ketekunannya, Sehat berhasil meraih gelar Master of Scince di kampus
tersebut.
Sebagai mahasiswa Sehat amat giat belajar. Ia sempat bekerja
untuk Paul Gray, mantan professor EECS sekaligus ahli analog intergetred
circuit design. Kedekatannya dengan profesor ternama membuatnya terpecut untuk
bekerja lebih keras. Ia ingin menunjukkan hasil lebih baik pada teman-temannya
yang lain.
Saat di Berkeley, Sehat bukan hanya mendapat ilmu. Ia juga
menemukan tambatan hati, seorang mahasiswi programmer asal Shanghai bernama Dai
Weili. Saling mencintai, keduanya pun menikah. Lulus dari Berkeley pada 1988,
Sehat, Pantas dan Dai Weili bekerja di tempat yang berbeda-beda. Sehat bekerja
pada perusahaan chip analog yang baru berdiri, 8x8. Pantas bergabung dengan lab
riset Almaden milik IBM. Sedangkan Weili mengabdi pada Canon Inc.
Setelah beberapa tahun bekerja, Sehat dan Pantas menyadari
bahwa analog dan digital tak bisa dipisahkan begitu saja. Mereka berdua selalu
memadu keahlian dan kemampuan masing-masing di bidang analog dan digital. Tahun
ketujuh bekerja untuk orang lain, ketiganya memendam mimpi untuk menjadi
entrepreneur.
Pada 1995, Sehat, Weili dan Pantas lalu mendirikan Marvell
Technology. Waktu itu mereka hanya memiliki modal awal USD200 ribu. Uang itu
pun hasil dari melisensikan desain sirkuit chip, serta beberapa ratus dolar
dari hasil saweran kawan dekat dan keluarga. Pada awal pendirian, Marvell
menggunakan peralatan yang dikembangkan oleh UC Berkeley, almamater mereka.
Selama dua tahun pertama, ketiganya bekerja tanpa digaji.
Pendapatan perusahaan mereka gunakan untuk investasi kembali. Baru setelah
Marvell mendapat suntikan dana USD1 juta dari Diosdado Banatao, pengusaha
berdarah Filipina sekaligus pendiri S3 (perusahaan chip grafik untuk PC) tiga
pendiri Marvell menggaji diri sendiri. Gaji yang mereka terima pun hanya USD40
ribu. Masih lebih rendah dibandingkan gaji karyawan Marvell di level menengah.
Nama Marvell sendiri diberi oleh Dado, berasal dari kata marvelous yang berarti
luar biasa.
Marvell lalu memproduksi chip analog yang super cepat. Tapi
mereka membutuhkan pasar. Berbekal jaringan saat bekerja untuk Canon, Weili
mengenal Kenneth Burns, ilmuwan dari Seagate yang putus asa dengan kecepatan
chip analog yang ia pakai. Weili lalu mengenalkan produk chip besutan Marvell
Technology, perusahaan baru yang dimiliki keluarga Sutardja.
Kenneth pun tertarik dengan penawaran Weili dan meminta
Sutardja bersaudara untuk presentasi di kantor Seagate Minnesota. Tak disangka,
hanya dalam hitungan jam, dua saudara itu pulang sambil membawa nota
kesepakatan. Padahal chip yang dibawa ke Seagate itu belum sepenuhnya lulus uji
lab. Kenneth sudah puas dengan kinerja chip itu setelah dites di Seagate. Sutardja
bersaudara membutuhkan satu tahun untuk mendesain chip yang memiliki kinerja 20
persen lebih cepat daripada chip yang semula dipakai Seagate.
Setelah mendapat kontrak dengan Seagate, Marvell kemudian
mengejar NEC, Infineon dan produsen disk drive lainnya. Kini Marvell menyuplai
chip untuk 90 persen produsen disk drive dan data storage. Marvell lebih banyak
memasok produk untuk industri. Nama perusahaan ini pun jadi tak dikenal
masyarakat awam. Padahal chip berlogo Marvell ini bisa ditemukan di banyak
produk seperti iPod, iPhone, Blackberry, Xbox, PSP atau disk drive apapun
produksi raksasa manufaktur manapun.
Hingga pertengahan 2006, saham perusahaan dengan kode
perdagangan MRVL ini belum tergolong blue chip. Barulah ketika mereka membeli
unit bisnis prosesor komunikasi dan aplikasi Intel pada November 2006, nama
Marvell mulai diperhitungkan.
Jadi Nama Aula di UC Berkeley
Meski tak memiliki pabrik, Marvell memiliki pusat desain di
Aliso Viejo, Arizona, Colorado, Massachusetts, San Diego dan Santa Clara.
Sedangkan di laur negeri, perusahaan ini memiliki pusat desain di Jerman,
India, Israel, Italia, Jepang, Singapura dan Taiwan. Tiap kuartal Marvell mampu
mengirim 250 juta chip ke negara konsumen.
Kesuksesan Sehat menjadikan ia orang terpandang di Amerika
Serikat. Nilai kekayaannya lebih dari USD1 miliar atau setara Rp9 triliun. Pada
2009, almamater mereka, UC Berkeley mengabadikan nama ketiganya menjadi nama
salah satu aula di kampus tersebut, yaitu Sutardja-Dai Hall.
Sehat dan Weili mengelola perusahaan dengan obsesi dan gaya
mereka sendiri. Keduanya tak pernah mengambil liburan. Kegemaran mereka adalah
menghabiskan waktu bepergian dengan pesawat jet ke berbagai negara untuk
bertemu 5000 karyawan sekaligus mengunjungi klien.
Dari pernikahannya dengan Weili, Sehat dikaruniai dua anak.
Anak-anak itu terbiasa hidup mandiri dan terbiasa memasak makanan sendiri.
Kegigihan mereka dalam berinovasi, kepemimpinan teknologi, kesuksesan bisnis
dan kemampuan memadukan keahlian dianugerahi Enterpreneur of the Year 2003 oleh
Ernst & Young Amerika Serikat.