BERITA INDEX BERITA
Mengukir Sejarah Kampung Tua Terbersih di Batam

HARI masih pagi saat Fajar Kurniawan Kepala Balai
Pengelolaan Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang datang ke lokasi bimbingan teknis
di Pulau Buluh yang terletak di wilayah Kecamatan Bulang Kota Batam. Hari itu
Fajar dan timnya bersiap untuk melaksanakan bimbingan teknis pengelolaan sampah
dan Aksi Bersih Pantai dan Laut yang dilaksanakan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) lewat Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (Gernas BCL) sebagai
agenda prioritas KKP.
KKP cukup beralasan menjadikan Pulau Buluh sebagai salah
satu lokasi sasaran program Gernas BCL tahun ini mengingat lapisan sampah
lautnya yang semakin memprihatinkan. Karenanya, untuk menjaga ekologi dan
kesehatan laut, melalui BPSPL Padang salah satu unit kerja di bawah Direktorat
Jenderal Pengelolaan, KKP berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti pengiat
sampah Seven Clean Seas, Bank Sampah Pulau Buluh Bersih, Relawan Penjaga Laut
Nusantara (Rapala) BAKAMLA, Penyuluh Perikanan Kota Batam, pemerintah setempat
serta masyarakat nelayan BCL membersihkan sampah dalam Aksi Bersih Pantai dan
Laut.
Aksi nyata masyarakat di Pulau Buluh terlihat melalui
antusiasme saat membersihkan laut dan pantai dari sampah plastik. Puluhan orang
nelayan berhasil mengumpulkan lebih dari 7 ton sampah. Ini juga mengukir
sejarah menuju Pulau Buluh menjadi pulau yang bersih, sehat dan indah.
Sebelumnya, lapisan sampah laut di Pulau Buluh semakin
memprihatinkan. Kondisi ini semakin memburuk mengingat potensi sampah kiriman
cukup besar akibat lokasinya yang dikelilingi oleh wilayah lain. Sebagai
penyelenggara yang mewakili KKP, Fajar menaruh harapan besar ini menjadi titik
awal untuk mewujudkan Pulau Buluh yang bersih, lautnya sehat dan nelayannya
sejahtera.
Geliat aktivitas BCL selama bulan Mei lalu di Batam tak
hanya dirasakan oleh KKP. Penggiat sampah plastik Seven Clean Seas sebagai
mitra BCL juga ingin mengubah paradigma masyarakat bahwa plastik tak lagi
dinilai sebagai sampah tetapi sebagai bahan baku yang memberi banyak manfaat.
Seperti yang dilakukan Asrul anggota Seven Clean Seas yang
memperkenalkan batu bata dari plastik tanpa campuran semen, botol plastik untuk
bahan baju, bahkan memperlihatkan alat peraga prototype genteng dari bahan
sampah plastik yang banyak menarik minat peserta.
Penanganan sampah yang telah dikumpulkan oleh nelayan BCL
menurut Asrul dipilah dan dibedakan menjadi beberapa kategori yaitu sampah
residu, recycle dan botol plastik selanjutnya ditimbang. Rupanya tak berhenti
sampai di situ, sampah botol plastik akan diambil oleh Bank Sampah Pulau Buluh
Bersih untuk ditimbang dan dibayar sesuai nilai ekonomis yang akan dikembalikan
kepada masing masing kelompok nelayan BCL.
Sedangkan sampah recycle dan residu akan dibawa ke Pelabuhan
Sagulung melalui bantuan PSDKP Batam. Setibanya di Pelabuhan Sagulung, sampah
recycle akan diangkut oleh Seven Clean Seas sedangkan sampah residu akan
diangkut ke TPA Punggur oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam.
Asrul yang turut mengobarkan semangat nelayan BCL Pulau
Buruh sangat yakin dengan upaya yang dilakukannya bersama pemerintah dan
masyarakat nelayan akan membawa wilayah ini menjadi bersih. Seperti halnya
wilayah Setokok, Batam yang sebelumnya tertutup sampah plastik kini telah
bersih kembali.
