BERITA INDEX BERITA
Patani Siap Bersinergi Dalam Proyek Pertama Pendanaan Mitigasi Iklim Yayasan Masyarakat Teknologi Penghijauan
Diskusi santai
menjelang penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) proyek
pertama pendanaan mitigasi iklim Yayasan Masyarakat Teknologi Penghijauan, di
Hotel Pullman, Jakarta, Senin (24/6/2024).
JAKARTA - Pandu
Tani Indonesia (Patani) siap bersinergi dalam proyek pertama pendanaan mitigasi
iklim Yayasan Masyarakat Teknologi Penghijauan, yang menggunakan teknologi dari
Promax Digital.
Yayasan
Masyarakat Teknologi Penghijauan menggandeng Promax Digital, Earth Exchange,
dan Mother Earth Foundation atas dukungan PT Global Lingkungan Indonesia
sebagai hub (penghubung) untuk bekerja sama dalam rangka mendukung perbaikan
iklim di Indonesia.
Kerja sama
itu resmi terjalin lewat penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding/MoU) di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (24/6/2024). Patani hadir atas
undangan PT Global Lingkungan Indonesia, sebagai langkah awal untuk mendukung
dan membantu dalam mitigasi iklim di Indonesia.
“Patani
bersama mitra kerjasamanya memiliki beberapa lahan baik hutan mangrove, gambut
dan lahan pertanian yang dapat dijadikan model dalam partisipasi proyek ini,” kata
Sekretaris Utama (Sestama) Patani, Andi Yazi, di Jakarta, Selasa (25/4/2024).
Menurut Andi,
proyek pertama pendanaan mitigasi iklim Yayasan Masyarakat Teknologi
Penghijauan sejalan program Patani, yakni mengusung percepatan ekonomi hijau (green
economic) sebagai solusi meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat.
Diungkapkan
Andi, pada tahun 2015 silam, atas undangan Patani, Presiden ke 6 Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) pernah memberikan kuliah umum tentang ekonomi hijau kepada mahasiswa
berbagai perguruan tinggi di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Berangkat dari
kegiatan tersebut, Patani bersama anggotanya yang sebagian besar petani,
nelayan dan para pelaku UMKM gencar mengembangkan program Kampung Patani di
daerah-daerah, dengan Pusat Pengendali Nasional (PPN) Kampung Patani di Desa
Cimande, Bogor, Jawa Barat.
Selain itu, Patani
yang memiliki 15 Kanwil dengan 1.200 anggota ditambah anggota komunitasnya di
berbagai daerah juga tengah mempersiapkan 1.000 ahli yang nantinya terhimpun dalam
Klinik Ekonomi Hijau Patani, untuk mengawal astacita presiden terpilih Prabowo Subianto.
“Patani juga
saat ini tengah melakukan penjajakan proses perdagangan karbon melalui Sistem
Registri Nasional (SRN) di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Ini juga sebagai sosialisasi kepada masyarakat untuk ikut dan berkolaborasi
dalam giat mitigasi iklim dengan perdagangan karbon,” tandas Andi.
Diketahui, pada
Senin (24/6/2024) lalu, Yayasan Masyarakat Teknologi Penghijauan mengumumkan
proyek pertama pendanaan mitigasi iklim yang menggunakan teknologi dari Promax
Digital.
“Teknologi
dari Promax Digital bertujuan agar masyarakat bisa berpartisipasi dalam offset
karbon dengan membeli token di pasar. ??"Jadi token adalah hak
masyarakat untuk net zero. Jadi sederhana dibandingkan kita harus menciptakan
proyek," kata Ketua Umum Yayasan Masyarakat Teknologi Penghijauan, Heru
Gunawan dalam konferensi pers di Jakarta, pada Senin (24/6/2024).
Menurutnya,
sejauh ini banyak masyarakat hanya memahami sebatas merestorasi, menanam, namun
di sisi lain membutuhkan biaya untuk mempertahankan hidup yang
berkelanjutan.
Adapun pembiayaan
ini akan memprioritaskan pembangunan silvofishery, yakni sistem pertambakan
teknologi tradisional yang menggabungkan antara usaha perikanan dengan
penanaman mangrove, antara kehutanan dengan perikanan.
"Jadi
dua teknologi, orang bisa kontribusi secara individu terhadap perubahan iklim
ini dengan beli token, NFT. Kami juga pakai teknologi drone landing," ujar
Heru seraya menyebutkan, komunitasnya ada di empat kecamatan di pesisir Kabupaten
Subang.
Pihaknya
menyadari masyarakat masih banyak yang bingung terkait perdagangan karbon. Langkah
riil yang ditempuh pihaknya bertujuan memberikan pemahaman agar masyarakat bisa
ikut memitigasi perubahan iklim di level masing-masing.
"Ini
sebuah langkah awal pemahaman masyarakat indonesia secara umum tentang
konservasi, rehabilitasi, apalagi dikaitkan dengan karbon masih banyak yang
bingung," kata Heru.
Dalam
kesempatan yang sama, CEO Earth Exchange Schard E. Brannon mengatakan bahwa ada
tipe pasar karbon yaitu mandatory atau compliance market yang diregulasi
pemerintah. "Ini berkomitmen menurunkan gas emisi yang diprediksi
2045 bisa sampai 41 persen. Kemudian di 2060 kita net zero, artinya yang kita
emisikan dan serap sama," katanya.
Earth
Exchange adalah sebuah proyek penting dari inisiatif teknologi pintar dan
Promax Digital, di mana menempatkan penekanan khusus pada aset digital ramah
lingkungan. Earth Exchange dibentuk karena keprihatinan yang meningkat terhadap
lambatnya kemajuan dalam melawan krisis iklim.
Sebagai
platform digital inovatif, ini mendukung inisiatif lingkungan yang didorong
oleh teknologi dan memfasilitasi transaksi keuangan untuk proyek bisnis yang
didedikasikan untuk mengurangi jejak karbon.
Berasal dari
keprihatinan tentang lambatnya penanganan krisis iklim, Earth Exchange
merespons panggilan mendesak untuk proses yang distandarisasi dalam menghadapi
tantangan lingkungan.
Sejalan
dengan imperatif global untuk investasi USD125 triliun pada tahun 2050, Earth
Exchange menegaskan dedikasinya pada standar yang diakui dan solusi inovatif,
memeluk prinsip bahwa kebutuhan mendesak mendorong respons inovatif terhadap
tantangan lingkungan.