BERITA INDEX BERITA

Peluang Holda Kantongi Tiket Parpol di Pilkada Sumsel Sangat Besar

Nadi Negeri | DiLihat : 603 | Kamis, 16 Mei 2024 | 11:52
Peluang Holda Kantongi Tiket Parpol di Pilkada Sumsel Sangat Besar

Andi Yazi

Sekretaris Utama Pandutani Indonesia

 

MENJELANG pemilih kepala daerah (Pilkada) Sumatera Selatan (Sumsel) pada 27 November 2024, suhu politik di provinsi dengan semboyan “Bersatu Teguh” ini masih terbilang sangat cair. Terlebih, dari sekian banyak kandidat yang menyatakan maju belum ada satu pun yang betul-betul terbukti mengantongi dukungan partai politik (parpol).

Sekalipun ada di antara kandidat notabene menjabat ketua atau pengurus inti partai di tingkat provinsi, kota atau kabupaten, mengklaim sudah mendapat restu partai dan sudah mendeklarasikan pasangan calon masing-masing, ternyata semua masih sepihak bahkan bisa dibilang prematur.

Malah belakangan ada pasangan calon yang sudah mendeklarasikan diri tadi, tak lama berselang bubar. Ibarat bunga layu sebelum berkembang. Ibarat orang mau menikah, manuver-manuver yang dilakukan baru sebatas pertunangan, belum benar-benar ijab kabul.

Karena dinamika Pilkada Sumsel masih sangat cair, tentu manuver berikut peluang para kandidat untuk merebut tiket dukungan parpol menjadi sangat menarik untuk diamati. Apalagi, di antara kandidat ada sejumlah perempuan yang menyatakan maju di pilkada Sumsel.

Salah satu perempuan yang tegas menyatakan maju di Pilkada Sumsel yaitu Ir Holda M.S.i. Tak main-main, kader Partai Demokrat ini menyatakan siap bersaing dengan kandidat lainnya untuk mendapatkan kursi orang nomor satu di provinsi Sumsel periode 2024-2029.

Bentuk keseriusan Holda sudah mengambil formulir di beberapa Parpol yang membuka pendaftaran untuk para calon. “Saya ambil formulir sebagai bentuk keseriusan saya maju di Pilgub Sumsel nanti, disisi lain baliho dan pamflet saya sudah banyak yang terpasang, sehingga diperkenankan saya sebagai kader Demokrat, untuk ambil formulir pendaftaran Balongub Sumsel,” kata Holda (IndonesiaBersatu.id/Rabu, 24 April 2024).

Dalam sejumlah kesempatan wawancara dengan wartawan, Holda-politisi wanita yang sudah tiga periode duduk sebagai anggota DPRD Sumsel ini mengaku siap mengikuti tahapan mekanisme penjaringan Balongub dan Wagub Sumsel dari parpol yang nanti mengusungnya, terutama sekali partai Demokrat - partai tempatnya bernaung dan mengabdi.

Ia pun berharap nantinya ikhtiar yang dilakukannya jadi pertimbangan parpol untuk dirinya diusung. Apapun keputusan partai yang mengusungnya, Holda pun mengaku akan memposisikan diri dengan sebaik-baiknya. Tinggal lagi, saat ini ia fokus untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas hingga dirinya kelak bisa merebut hati masyarakat Sumsel.

Kemunculan Holda dan sejumlah tokoh perempuan yang maju pada Pilkada Sumsel tentunya menjadi angin segar dalam iklim demokrasi Sumsel yang masyarakatnya cenderung patriarki. Hanya saja, kemunculan mereka harus dibekali dengan kualitas serta kemampuan yang mumpuni dalam memimpin.

"Terpenting perempuan itu berkualitas orangnya, memiliki kepedulian besar terhadap persoalan perempuan," kata tokoh perempuan Sumsel, Nunik Handayani (RMOL Sumsel/Rabu, 8 Mei 2024).

Kehadiran perempuan tentunya memberikan warna baru dalam peta perpolitikan di Sumsel di tengah dominasi laki-laki. Tinggal lagi seperti apa visi dan misi yang diusung mereka untuk memakmurkan perempuan di wilayahnya. Seperti bagaimana akses perempuan di pemerintahan dan mempermudan bagi kaum perempuan mendapatkan akses pelayanan yang setara dengan laki-laki.

 

Green Economy, Narasi Besar Holda untuk Kemajuan Sumsel Selaras dengan Gaung Masyarakat Dunia

Patut diakui, sepanjang sejarah Provinsi Sumsel berdiri memang belum pernah ada perempuan yang menjadi gubernur di provinsi ini. Jangankan menjabat gubernur, untuk maju menjadi calon gubernur di kontestansi pemilihan gubernur (pilgub) saja, belum pernah ada.

Namun, sejarah itu kini ditorehkan oleh Holda - putri asli Sumsel, yang secara tegas menyatakan bahwa dirinya siap maju pada kontestasi calon Gubernur Sumsel periode 2024-2029. Isu yang diusung Holda pun bukan kaleng-kaleng, yakni Ekonomi Hijau, Untuk Sumsel Sejahtera: Meningkatkan kualitas hidup Rakyat Sumsel, Berkeadilan Sosial dan Kelestarian Lingkungan. 

Ada banyak poin dari isu yang hendak digolkan oleh Holda ini, yakni Meningkatkan investasi; Membangun teknologi agribisnis; Industrialisasi desa dan wirausaha yang andal; Ketersediaan sarana pendidikan yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat; Mewujudkan layanan kesehatan yang terbaik, nyaman dan adil; serta Meningkatkan infrastruktur dan moda transportasi yang terintegrasi.

Kemudian, memudahkan akses pembiayaan bagi pelaku usaha dan BUMD; Melestarikan seni budaya dan pariwisata; Meningkatkan sarana ibadah dan kerukunan beragama; dan Menjaga kelestarian hutan di Sumsel sebagai paru-paru dunia dan sumber kesejahteraan. “Kita (Provinsi Sumsel) keluar dari zona 10 provinsi termiskin di Indonesia,” tegas Holda.

Keseriusan dan dan tekad bulat Holda maju dalam kontestasi Pilgub Sumsel tentunya patut diapresiasi. Apalagi, isu ekonomi hijau (green economy) yang diusungnya adalah isu global yang kini gencar dikampanyekan masyarakat dunia.

Sejumlah peneliti dan organisasi masyarakat sipil kerap menyerukan penerapan ekonomi hijau karena berbagai keuntungan yang bisa didapat sambil tetap membantu menjaga kelestarian lingkungan. Selain itu, ekonomi hijau juga dipandang sebagai solusi terhadap permasalahan perubahan iklim dan degradasi lingkungan.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah pengertian, tujuan, prinsip, dan manfaat dari ekonomi hijau.

 

Pengertian

Ekonomi hijau adalah model pembangunan yang menyinergikan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas lingkungan. Menurut program lingkungan PBB, United Nations Environment Programme (UNEP), ekonomi hijau didefinisikan sebagai ekonomi yang rendah karbon, pengelolaan sumber daya yang efisien, dan inklusif secara sosial.

Dalam ekonomi hijau, pertumbuhan lapangan kerja dan pendapatan didorong oleh investasi pemerintah dan swasta pada kegiatan ekonomi, infrastruktur, dan aset yang memungkinkan pengurangan emisi karbon serta polusi. Pertumbuhan lapangan kerja juga didorong oleh peningkatan efisiensi energi dan sumber daya, serta pencegahan hilangnya keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem.

 

Tujuan

Dikutip dari penjelasan UNEP, tujuan dari ekonomi hijau adalah untuk meningkatkan proses produksi dan praktik konsumsi untuk mengurangi konsumsi sumber daya, produksi limbah, dan emisi di seluruh siklus proses ekonomi hijau memberikan pendekatan makro-ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan fokus utama pada investasi, lapangan kerja, dan keterampilan. Sementara itu, ekonomi fokus ekonomi hijau dilansir dari Economic Matter adalah pada energi terbarukan, efisiensi sumber daya, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

 

Prinsip

Ekonomi hijau mengusung beberapa prinsip dari penerapannya. Berikut lima prinsip ekonomi hijau dilansir dari Green Economy Coalitions:

 

1.     Prinsip kesejahteraan

Dalam prinsip kesejahteraan, ekonomi hijau memungkinkan semua orang menciptakan dan menikmati kesejahteraan.

 

2.    Prinsip keadilan

Dalam prinsip keadilan, ekonomi hijau mendorong kesetaraan lintas generasi. Ekonomi hijau bersifat inklusif dan non-diskriminatif.

 

3.    Prinsip menjaga bumi

Dalam prinsip menjaga Bumi, ekonomi hijau berupaya untuk menjaga, memulihkan, dan berinvestasi pada alam.

 

4.    Prinsip efisiensi dan kecukupan

Prinsip efisiensi dan kecukupan dalam ekonomi hijau diarahkan untuk mendukung konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.

 

5.    Prinsip tata kelola yang baik

Dalam prinsip tata kelola yang baik, ekonomi hijau dipandu oleh lembaga-lembaga yang terintegrasi, akuntabel, dan tangguh.

 

Semua tujuan dan prinsip ekonomi hijau tersebut memiliki berbagai beragam manfaat bagi lingkungan dan manusia. Dilansir dari Economic Matter, berikut lima contoh manfaat dari ekonomi hijau.

 

1.    Mempromosikan keberlanjutan

Ekonomi hijau memprioritaskan penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan dan perlindungan lingkungan. Selain itu, ekonomi hijau juga membantu melestarikan sumber daya bumi untuk generasi mendatang. Selain itu, mitigasi dampak perubahan iklim.

 

2.    Menciptakan lapangan kerja

Transisi menuju ekonomi hijau menciptakan lapangan kerja baru. Berbagai peluang muncul di bidang energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, dan pertanian berkelanjutan. Oleh karena itu, penerapan ekonomi hijau dapat meningkatkan perekonomian lokal dan mengurangi pengangguran.

 

3.    Mendukung pertumbuhan ekonomi

Berinvestasi dalam ekonomi hijau dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dengan mengembangkan industri baru. Hal ini meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi biaya yang terkait dengan degradasi lingkungan.

 

4.    Meningkatkan kesehatan masyarakat

Ekonomi hijau memprioritaskan udara bersih, air bersih, dan makanan sehat, yang mengarah pada peningkatan hasil kesehatan masyarakat.

 

5.    Melawan perubahan iklim

Ekonomi hijau menekankan penggunaan sumber energi terbarukan dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Hal ini membantu mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dan memitigasi dampak perubahan iklim.

 

 

 

 


Scroll to top