BERITA INDEX BERITA
KemenKopUKM dan PTI Perkuat Komitmen Bangun Inkubator Bisnis untuk Disabilitas
JAKARTA -
Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama start-up Perempuan Tangguh
Indonesia (PTI) memperkuat komitmen untuk membangun beberapa badan usaha
disabilitas untuk menjadi inkubator bisnis seperti INWIDITA.
“Kerja sama ini
terdiri dari 6 jenis usaha disabilitas yang akan mendapatkan pelatihan capacity
building dan business matching untuk mencari investor yang cocok dengan badan
usaha tersebut,” kata Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki dalam
acara bertajuk Karya Tanpa Batas 2023 (KTB 2023) untuk memperingati Hari
Disabilitas Internasional di Jakarta, Minggu (3/12).
MenKopUKM
menekankan pentingnya upaya untuk meningkatkan daya saing, para sahabat
disabilitas, sehingga ia secara khusus mengapresiasi PTI atas inisiatifnya
menggelar ajang bagi para Sahabat Disabilitas untuk mengikuti pameran, pentas
seni, dan bazaar usaha.
Ia mengatakan
KemenKopUKM fokus berkolaborasi dengan PTI untuk membuat ekosistem usaha bagi
para penyandang disabilitas. “Dan saya kira kerja sama ini cukup baik karena
dari PTI berhasil juga menggandeng para pebisnis untuk bisa menjadi tempat
belajar, magang dari para disabilitas, termasuk juga menyerap lapangan kerja
dari pelanggan disabilitas,” kata Menteri Teten.
Menurut Teten,
pendekatan tersebut sangat baik untuk mengajak semua pihak untuk memberi ruang
dan kesempatan untuk belajar bagaimana disabilitas bisa mengembangkan diri dan
talentanya di berbagai bidang termasuk seni, kegiatan usaha, dan keterampilan
yang lainnya.
“Inilah yang
dibutuhkan, termasuk kami sekarang ada 3 platform aplikasi digital yang nanti
akan sangat membantu para disabilitas, ini yang sedang kita inkubasi, sedang
kita carikan juga dukungan pembiayaan investornya,” katanya.
Ada setidaknya
tiga aplikasi digital yang dikembangkan start-up berbasis disabilitas saat ini
sudah mulai mendapatkan pembiayaan. Terkait dengan dukungan terhadap
disabilitas, ada beberapa start-up yaitu Silang, Hear me, dan Deep Marketer
yang saat ini bisnisnya sudah mulai berjalan dengan baik.
“Harapannya
adalah selain dukungan untuk para disabilitas juga kita memikirkan bagaimana
ekosistem kewirausahaan atau semangat untuk memiliki jiwa korsa di
lingkungan disabilitas. Dari segi pembiayaan, Investor saat ini masih sedang
berproses seiring dengan usaha yang mereka lakukan,” katanya.
Merujuk pada
data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020, jumlah penyandang
disabilitas Indonesia mencapai 28,05 juta orang, dan 22 persen di antaranya
berada pada kelompok usia produktif.
Meski akses dan
keterjangkauan pendidikan bagi penyandang disabilitas terus meningkat, tetapi
hingga tahun 2020 sebanyak 72 persen penyandang disabilitas bekerja di sektor
informal (Indeks Kesejahteraan Sosial 2020).
Hal ini
menggambarkan tingginya potensi penyandang disabilitas sebagai wirausaha,
konsumen, dan pekerja profesional. Dapat diasumsikan bahwa peningkatan akses
dan kesempatan penyandang disabilitas, baik di tingkat global maupun nasional
akan memberikan dampak signifikan terhadap produktivitas.
Ketua Umum PTI
Myra Winarko mengatakan saat ini sudah ada beberapa usaha sahabat disabilitas
yang masuk dalam inkubator bisnis PTI yaitu Jagoan, Puka, Cidco, Asih Budi,
Tabspace, juga usaha rintisan dari peserta pelatihan yaitu Touch n Glo (make up
artis), Flower Kindness (pelatihan merangkai bunga), dan Cloud (pelatihan
kuliner).
Juga ada booth
Koperasi PTI yang memamerkan usaha dari anggotanya. Untuk pengembangan usaha
dalam inkubator bisnis tersebut mereka menjalin kerja sama dengan fintech DANA
melalui penandatanganan MoU untuk program Disabilitas Berdaya.
“Kami akan
terus melakukan kegiatan untuk kemajuan penyandang disabilitas sehingga suatu
ekosistem bisnis disabilitas dapat tercipta,” katanya.