BERITA INDEX BERITA
Lezatnya Hidangan Berbahan Sawit Sambil Menikmati Cantiknya Uzbekistan

UZBEKISTAN – Hari nan cerah dan hangat di bulan September ini tentunya
menjadi momentum baik bagi para Uzbek atau etnis Turkik yang mayoritas tinggal
di Uzbekistan untuk menikmati cantiknya negara yang dahulunya merupakan pecahan
uni Soviet tersebut.
Menikmati akhir pekan dengan berjalan-jalan di tengah kota seperti Magic
Park Tashkent menjadi salah satu kegiatan favorit sambil bercengkerama dengan
keluarga dan menikmati hidangan khas yang lezat.
Lagman, makanan sup daging dan sayur yang lezat dipadukan dengan pasta
yang ringan, merupakan hidangan khas Asia Tengah yang banyak diburu oleh para
Uzbek. Jangan ditanya tentang kandungan gizinya. Hidangan yang menggunakan
bahan minyak kelapa sawit agar terasa gurih dan nikmat tersebut kaya akan
manfaat.
“Jika kita mencampurkan minyak kelapa sawit ke dalam Lagman, aroma dan
cita rasanya akan sangat lezat dan menggugah selera.” Tegas Chef Khamdun,
seorang diaspora Indonesia di Uzbekistan Saat melakukan demo memasak dalam
acara Indonesian Night di Tashkent, Uzbekistan (16/9/23).
Tak heran, jika aroma kelezatan Lagman menarik perhatian lebih dari 300
orang pengunjung Magic Park. Selain Lagman, hidangan khas Indonesia berupa bakwan
sayur serta pisang goreng yang garing menambah keseruan akhir pekan sembari
menikmati kesenian tradisional Indonesia seperti pencak silat menambah
kemeriahan kala itu. Sebanyak 200 porsi hidangan menggunakan minyak kelapa
sawit tersebut ludes malam itu.
Indonesian Night merupakan salah satu program kampanye positif kelapa
sawit yang digagas Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)
berkolaborasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Republik Uzbekistan.
“Layaknya minyak nabati lainnya, minyak kelapa sawit aman dan bahkan sehat
untuk dikonsumsi. tegas Wakil Sekretaris Jendral GAPKI, Lolita Bangun.
Lolita menjelaskan upaya kampanye positif ini dilakukan mengingat
maraknya isu-isu negatif mengenai kelapa sawit bagi kesehatan. Padahal, minyak
sawit merupakan minyak nabati yang bukan hanya menyehatkan tetapi membantu
mencegah berbagai penyakit seperti kanker karena mengandung senyawa anti kanker
yang sangat tinggi yakni Vitamin A dan Vitamin E.
“Jadi salah kaprah jika isu yang digulirkan adalah sawit penyebab
kolesterol dan penyakit lainnya bagi kesehatan. Justru dengan sifatnya yang
tidak mudah terurai di suhu tinggi menjadikan minyak kelapa sawit paling aman
untuk menggoreng dan memenuhi kebutuhan gizi dalam setiap asupan,” Lanjut
Lolita.
Amina, salah satu mahasiswi Universtias Nasional Uzbekistan
mengungkapkan jika ia tidak menyangka bila minyak sawit ternyata memiliki
kandungan yang sehat. "Saya kira rasanya akan berubah, tapi ternyata
rasanya jadi lebih sedap".
Sebelum pergi ke acara ini, wanita tersebut sering mendengar informasi
negatif tentang sawit. "Saya sering mendengar jika memasak dengan minyak
sawit dapat mengubah cita rasa makanan dan meningkatkan risiko penyakit
jantung. Namun, ternyata semua itu salah, faktanya minyak sawit memiliki
kandungan vitamin yang sangat tinggi bagi tubuh” ujar dia.
Sebelumnya, GAPKI dan Asosiasi Perusahaan Industri Minyak dan Lemak
Republik Uzbekistan (Uzyogmoysanoat) melakukan MoU terkait kerja sama bilateral
pada sektor minyak kelapa sawit.
“Sebagai salah satu produsen dan pengguna minyak nabati terkemuka di
Asia Tengah, Uzbekistan memiliki potensi untuk menjadi pusat regional untuk
produksi dan manajemen minyak nabati,” jelas Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono.
Sejalan dengan yang dikatakan Eddy, Duta Besar Republik Indonesia di
Uzbekistan, HE Sunaryo Kartadinata menunjukan antusiasmenya dalam kerja sama
bilateral antar kedua negara.
"Indonesia adalah salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar
di dunia. Sektor ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
perkembangan ekonomi Indonesia. Kemitraan ini menandakan komitmen bersama untuk
memajukan sektor kelapa sawit di kedua negara." Tegas Surnaryo.
Acara Indonesian Night di Uzbekistan membuktikan jika edukasi mengenai
manfaat sawit dan klarifikasi atas kampanye hitam masih penting untuk dilakukan
di negara lain, terutama negara konsumen seperti Uzbekistan. Selain memperbaiki
citra negatif sawit, kegiatan ini juga dapat membuka gerbang potensi pasar
ekspor sawit Indonesia Asia Tengah
