BERITA INDEX BERITA
MenKopUKM: Produk Unggulan Daerah Harus Jadi Bagian Rantai Pasok Industri Global

INDRAMAYU - Menteri Koperasi dan
UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menekankan pentingnya setiap daerah mengembangkan
produk unggulan hingga mampu menjadi bagian dari rantai pasok industri regional
dan global.
"Jangan
sekadar memproduksi untuk konsumsi lokal," kata MenKopUKM Teten Masduki
pada pembukaan acara Kirab Kebangsaan dan Bazaar UMKM dalam rangka Haul Habib
Umar bin Thoha bin Yahya, di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Jumat (8/9).
Untuk itu,
Menteri Teten mengajak kepala daerah agar terus membenahi ekosistem usahanya,
dari mulai kemudahan akses pembiayaan, standardisasi produk, teknologi modern,
hingga akses pasar. "Kita sudah menjadi bagian dari rantai pasok pangan
dunia, dan salah satu pusat pangan di Indonesia adalah Indramayu," kata
MenKopUKM.
Selain
komoditas beras, MenKopUKM juga melihat ada potensi besar lainnya di Indramayu
yang bisa dikembangkan. "Ada Mangga Gedong Gincu yang ternyata sangat
disukai masyarakat di Jepang," kata Menteri Teten.
Selain itu, ada
juga potensi rumput laut yang sangat besar untuk dikembangkan, di samping
tambak udang dan ikan. "Rumput laut bisa kita kembangkan menjadi produk
unggulan untuk menyuplai industri makanan dan farmasi, termasuk untuk pakan
ternak," kata MenKopUKM.
Untuk itu,
Menteri Teten mengingatkan agar rumput laut tidak dijual sebagai bahan baku,
melainkan harus menjadi produk olahan setengah jadi atau jadi. "Banyak
riset menyebutkan bahwa rumput laut baik untuk substitusi tepung terigu,
pengganti bahan serat untuk pakaian, hingga pengganti plastik," kata
MenKopUKM.
Lebih dari itu,
kata MenKopUKM, Indramayu juga merupakan sentra ikan, baik budidaya maupun
tangkap. Bahkan, di Indramayu sudah ada pelaku usaha yang memiliki teknologi
hidrolisat protein ikan. "Ini potensi yang juga bisa kita
kembangkan," ucap Menteri Teten.
Menurut MenKopUKM, strategi besar dalam industrialisasi nasional tidak hanya melibatkan investor asing dan usaha besar saja, melainkan juga koperasi dan UMKM. "Karena, perkembangan dunia saat ini sedang menuju ke arah ekonomi keberlanjutan," kata Menteri Teten.
Perempuan
Berdikari
Dalam
kesempatan yang sama, Bupati Indramayu Hj Nina Agustina memaparkan
program-program unggulan yang sudah digulirkan untuk pengembangan usaha mikro
dan kecil di Indramayu. Diantaranya, program Perempuan Berdikari (Peri), yaitu
sebuah program yang menyasar perempuan purna-pekerja migran.
"Mereka
sudah diberi pelatihan kewirausahaan dan sudah berjalan selama dua tahun
lebih," kata Nina.
Tercatat pada
periode 2021-2022 ada lebih dari 1.300 orang dari 67 desa di Indramayu yang
telah mendapat pelatihan tersebut. "Pada 2023 ini, kami sudah memberikan
pelatihan kewirausahaan di 32 desa dengan jumlah peserta mencapai 640
orang," kata Bupati Indramayu.
Di samping itu,
kata Nina, Pemkab Indramayu juga telah banyak memberikan kemudahan dalam
berusaha, seperti perizinan hingga pelatihan digital marketing.
"Tujuannya, untuk memperluas jaringan pemasaran produk UMKM asal
Indramayu," ucap Nina.
Tak hanya itu,
Pemkab Indramayu juga sudah menjalin kemitraan dengan pusat-pusat perbelanjaan
modern dan toko-toko untuk memperkuat pemasaran produk UMKM.
Untuk akses
permodalan, Nina juga menyebutkan ada program kredit untuk warung kecil atau
Program Krucil. "Kami memberikan kredit untuk usaha kecil dan
warung-warung secara berkelompok, tanpa agunan, dan tanpa bunga," kata
Bupati Indramayu.
Melalui program
Krucil itu, Nina berharap dapat mengurangi beban para pelaku usaha mikro dan
kecil di Indramayu. Tercatat, sudah ada 1661 pelaku usaha yang menikmati dengan
total kredit mencapai Rp7 miliar.
"Ada
kegiatan bazar UMKM yang rutin dilaksanakan setiap tahun ini, saya meyakini
dapat meningkatkan pengembangan usaha dan produknya, agar mampu bersaing di
tingkat nasional bahkan global," ujar Bupati Indramayu.
